Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

BRIN, Mission (Im)possible?

9 Januari 2022   18:00 Diperbarui: 11 Januari 2022   16:47 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peneliti sedang mengembangkan vaksin covid-19. Sumber: Shutterstock/Blue Planet Studio via Kompas.com

Sekadar memberikan contoh kecil, pengalaman saya saat pulang kampung, pepaya dan pisang raja adalah barang langka. Jeruk kebanyakan diimpor dari negara lain. Bahkan cabai dan bawang (serta berbagai produk makanan atau bahan mentah) pun terkadang langka di pasaran.

Saya menyadari bahwa kelangkaan buah dan sebagainya tersebut akibat dari berbagai masalah kompleks. Misalnya saja, lahan pertanian dan perkebunan sekarang sudah banyak dijual karena petani merugi tiap tahun, ditambah subsidi pemerintah yang minim. Pola pikir para petani/pengusaha perkebunan pun bisa jadi sudah banyak berubah.

Akan tetapi, hendaknya perlu dipikirkan ke depannya bagaimana masalah pangan ini bisa diselesaikan dengan baik. Bagaimana BRIN kemudian bisa mengumpulkan para ahlinya untuk dapat memanfaatkan teknologi sehingga produk pertanian dan perkebunan dalam negeri bisa merajai pasaran dalam negeri lagi.

Apalagi jika hasil pertanian dan perkebunan bisa diekspor. Impian saya menikmati pisang, pepaya dan mangga Indonesia di Jepang mudah-mudahan bisa tercapai. Karena selama ini, di Jepang hanya tersedia pisang dari Filipina, pepaya dari Thailand dan mangga dari Peru.

Kemudian misi lain yang diemban BRIN adalah "membumikan" pengetahuan tentang iptek, agar masyarakat menjadi lebih paham perkembangan teknologi terkini. Apalagi semakin dekat dengan pemilu/pilpres, maka bisa dipastikan seperti pilpres terdahulu, akan banyak beredar informasi yang terkadang tidak pada tempatnya. Hoax tentang teknologi, untuk menyebutkan dengan lebih tepat.

Mungkin Anda ingat pada pilpres tahun 2014, dimana banyak tulisan (termasuk di Kompasiana) yang menyangkutpautkan paslon tertentu dengan angka biner dan Society 5.0. Pada pemilu/pilpres tahun 2024 nanti, orang mungkin akan menghubungkan salah satu paslon dengan metaverse.

Tentu jika mengaitkan sesuatu kepada hal yang tidak semestinya (bahasa kerennya cocokmologi), maka dikhawatirkan akan terjadi pembodohan. Ini harus dicegah dengan memberikan informasi yang benar mengenai teknologi. BRIN harus memanfaatkan internet yang sudah biasa digunakan oleh masyarakat khususnya generasi muda, untuk memberikan pengetahuan tentang teknologi terkini.

Untuk menyarikan hal-hal yang telah saya tulis, kompetisi litbang yang lebih sehat, efisiensi birokrasi dan dana, pemerataan litbang baik dari segi objek bidang penelitian maupun secara vertikal yaitu pemerataan antara pusat dan daerah, pendidikan/pemberian pemahaman tentang teknologi yang lebih masif kepada masyarakat, perbaikan kompetensi dan integritas individu (peneliti), kemudian tidak kalah penting adalah menentukan bagaimana roadmap riset dan inovasi di Indonesia adalah sebagian dari misi BRIN.

Perubahan organisasi, apalagi menyangkut lembaga yang menangani hal-hal strategis tentu bisa menimbulkan gesekan disana sini. Meskipun saya kira pemerintah sudah mengantisipasi hal ini, mudah-mudahan semua masalah yang masih belum beres bisa diselesaikan dengan saksama.

Reorganisasi memang tidak bisa memuaskan semua orang. Penyesuaian dengan organisasi baru pasti akan menyita waktu, tenaga dan biaya.

Akan tetapi anggaplah ini semua seperti pil pahit yang harus ditelan, agar kita bisa mengejar semua ketinggalan di bidang iptek seperti sudah saya sebutkan sebelumnya. Tentu juga demi mencapai tujuan kita bersama, yaitu menuju masa depan yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun