Berbicara mengenai anime, tentu ada banyak aspek yang bisa kita tinjau.
Misalnya, kita bisa menikmati berbagai macam anime dari jenisnya. Ada anime horor seperti Jigoku-shojo, komedi seperti Gintama, supernatural seperti Mushi-shi dan XXXHolic, petualangan seperti Black Lagoon, fantasi seperti Ghost in the Shell, dan banyak lagi lainnya.
Kalau Anda fanatik pada hasil karya sutradara anime tertentu, tersedia juga banyak pilihan. Anda bisa menikmati karya Oshii Mamoru, Yamada Naoko, Takahata Isao, Ootomo Katsuhiro, atau Shinkai Makoto yang sedang naik daun. Masing-masing sutradara mempunyai teknik khusus dalam menyajikan alur cerita, beserta semua faktor penting dalam pembuatan anime. Sehingga anime garapan seorang sutradara, akan berbeda dengan yang lain.
Bagi penggemar anime, saya bisa pastikan bahwa alur cerita menarik (baca: bervariasi) adalah hal utama yang membuat mereka menonton. Meskipun sebagian besar alur cerita anime adalah fiksi, ada juga beberapa anime yang dibuat berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari.Â
Contohnya anime yang saya rekomendasi pada tulisan ini, yaitu Atashinchi. Anime ini dibuat berdasarkan man-ga dengan judul sama. Cerita dalam anime merupakan pengalaman sehari-hari Kera Eiko, sang penulis.
Melalui Atashinchi, Anda bisa melihat bagaimana kehidupan orang Jepang sehari-hari, tanpa harus membuang ongkos dan tenaga untuk pergi ke Jepang. Untuk mempermudah pembahasan tentang bagaimana kehidupan yang bisa kita simak dari Atashinchi, maka saya akan membaginya secara garis besar dalam tiga aspek seperti berikut.
Keluarga dan kehidupan di rumah
Ada beberapa macam jenis keluarga di Jepang berdasarkan susunan anggotanya. Menurut hasil sensus tahun 2015, susunan keluarga terbanyak di Jepang adalah kaku-kazoku dengan persentase sebesar 55,9 persen.Â
Kaku-kazoku adalah sebutan keluarga dengan susunan suami istri saja, maupun orangtua dan anak. Berikutnya, sekitar 34,6 persen adalah keluarga dengan susunan hanya Bapak atau Ibu yang disebut tandoku-kazoku. Sisanya sebesar 9,5 persen adalah bukan keduanya.
Atashinchi merupakan keluarga jenis kaku-kazoku dengan susunan Ayah, Ibu dan dua anak. Arti dari Atachinchi adalah rumah atau keluarga saya. Nama ini dipilih karena anime memang dibuat berdasarkan pengalaman kehidupan sehari-hari Kera Eiko, sang penulis man-ga.
Tachibana adalah nama keluarga pada anime Atashinchi. Sang ayah biasa dipanggil otousan atau chichi (jika bicara dengan orang lain). Ibu dipanggil okaasan atau ha-ha (jika bicara dengan orang lain). Kemudian Mikan, putri sulung yang modelnya adalah sang penulis sendiri, dan adik laki-laki bernama Yuzuhiko.
Apa saja keseharian keluarga orang Jepang yang bisa kita intip dengan menonton Atashinchi?
Kita bisa melihat bagaimana seorang ibu rumah tangga mengatur ketat anggaran belanja agar mencukupi kebutuhan sebulan. Juga kegigihan ibu yang rela bersusah payah untuk pergi ke supermarket agak jauh, hanya untuk mendapatkan barang dengan harga sedikit lebih murah.
Ayah memegang peranan penting dalam keluarga di Jepang. Jika menonton Atashinchi, maka Anda bisa tahu tingkah laku sehari-hari seorang ayah dalam keluarga di Jepang. Otousan pada Atashinchi digambarkan mempunyai sikap tegas, keras kepala, dan tidak banyak bicara. Â
Rata-rata orang Jepang tinggal di apartemen. Dan Atashinchi menggambarkan dengan tepat hal itu, termasuk juga dalam pembagian ruang.
Ruang tamu dan ruang keluarga (plus ruang makan) menjadi satu, lengkap dengan perabot dan televisi. Kemudian di dekatnya ada ruang tidur orangtua. Ruang anak-anak terletak di lorong yang menghubungkan pintu depan dengan ruang tamu. Sedangkan ruang mandi juga terletak di lorong dengan posisi berlawanan dengan ruang anak-anak.
Alat rumah tangga juga standar seperti digunakan keluarga Jepang pada umumnya. Ada lemari es dua pintu, kompor gas dengan dua tempat memasak, mesin cuci, pendingin ruangan, rice cooker, microwave dan penyedot debu.
Kegiatan keluarga sehari-hari pada Atashinchi adalah hal-hal umum yang biasa kita lakukan juga. Contohnya, rebutan remote ketika menonton televisi. Atau berantem rebutan makanan antara kakak dan adik saat makan pagi atau makan malam di meja makan. Terkadang juga keluarga rebutan toilet, misalnya pada pagi hari sebelum anak-anak pergi ke sekolah maupun sang ayah pergi ke kantor.
Pokoknya, keseharian orang Jepang di rumah, dari yang serius sampai jenaka, komplet disajikan pada anime Atashinchi.
Kehidupan di sekolah
Selain kehidupan di rumah, Anda juga bisa melihat bagaimana kehidupan orang Jepang di sekolah.
Ada dua macam jenjang kehidupan sekolah yang disajikan pada Atashinchi. Kehidupan SMA di Jepang bisa kita lihat dari Mikan yang berstatus pelajar SMA kelas 11. Kemudian juga keseharian pelajar SMP dari Yuzuhiko, seorang murid SMP kelas 8.
Dalam Atashinchi, Yuzuhiko digambarkan sebagai pelajar yang lebih rajin dibandingkan Mikan, kakaknya. Misalnya saja, Yuzuhiko selalu menyempatkan diri untuk mengulang pelajaran di rumah, dan tidak pernah lupa mengerjakan pekerjaan rumah. Sehingga ketika musim ujian di sekolah, Yuzu (panggilan Yuzuhiko) tidak pernah terburu-buru, maupun belajar sampai pagi.
Sedangkan Mikan adalah kebalikan dari Yuzu. Dia jarang mengulang pelajaran di rumah. Bahkan Mikan sering lupa mengerjakan pekerjaan rumah, sehingga dia sering mencontek pekerjaan dari temannya bernama Shimi-chan. Apalagi ketika musim ujian, Mikan sering menggunakan "SKS" (sistem kebut semalam).
Mikan juga sering tidur malam karena asyik membuat boneka teddy bear, mendengarkan musik, atau mengerjakan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan sekolah.Â
Dia sering digambarkan terburu-buru ketika berangkat ke sekolah pagi hari. Sehingga dia sering lupa membawa bento untuk makan siang di sekolah, pergi ke sekolah dengan rambut masih acak-acakan, bahkan pernah lupa memakai beha!
Percintaan khas remaja juga digambarkan secara gamblang di Atashinchi. Bagaimana Mikan merasa deg-degan ketika Iwaki, pria pujaan yang sekelas dengannya, menyapa di stasiun kereta api maupun di ruang kelas. Bahkan Mikan sering gugup dan salah tingkah, saat Iwaki sekadar lewat di sampingnya.
Apesnya, Yoshioka sahabat karib Iwaki, tanpa sengaja sering menghalangi Mikan ketika memandang Iwaki, dari tempat duduknya di belakang. Yoshioka juga sering memotong percakapan, saat Mikan sedang asyik berbicara dengan Iwaki.Â
Lain dengan saat menghadapi Iwaki pujaan hatinya, terhadap Yoshioka Mikan lebih berani. Bahkan sering beradu mulut, karena mereka sudah berteman sejak SMP.
Berlawanan dengan kakaknya, Yuzu belum mempunyai perasaan khusus terhadap lawan jenis. Dia lebih suka membeli majalah yang memuat foto artis kesukaanya, yaitu Maruno Marumi.Â
Namun di sekolah, Yuzu disukai oleh murid bernama Kawashima. Dalam setiap kesempatan, Kawashima selalu berusaha untuk dekat dan bercakap-cakap dengan Yuzu. Terkadang Kawashima meminta bantuan sahabat dekatnya, Yamashita, untuk mencapai tujuannya.
Selain kehidupan di sekolah, Atashinchi juga menggambarkan bagaimana kegiatan setelah jam sekolah dan pada hari libur. Misalnya, Yuzu sering bermain dengan sahabat dekatnya Fujino, pergi ke toko buku, berenang , makan maupun menonton film bersama.
Begitu pula dengan Mikan. Dia sering pergi dengan teman dekatnya Shimi-chan untuk berbelanja baju, darmawisata, makan bersama, menonton film dan melihat pesta kembang api.
Kehidupan di sekolah ini banyak juga digambarkan dengan jenaka, baik melalui percakapan, maupun dalam gerakan setiap tokoh pada Atashinchi.
Kehidupan dalam masyarakat
Selain kehidupan di rumah dan sekolah, dalam tayangan Atashinchi kita juga bisa melihat kehidupan bermasyarakat orang Jepang. Atashinchi menggambarkan hubungan akrab antara tetangga.
Misalnya saja, orang Jepang sering berbagi oleh-oleh kepada tetangga di apartemen, yang dia beli saat pergi ke suatu daerah dalam rangka liburan atau tugas kantor (bahasa Jepangnya, shucchou). Jika ada teman atau tetangga yang sakit, okaasan juga pergi untuk menjenguk.
Yuzu sering dititipi Takkun, anak kecil tetangga di apartemen, ketika ibu Takkun sedang ada keperluan untuk pergi ke suatu tempat. Mikan, Yuzu, otousan juga pernah menunggu di rumah Koshino sensei (seorang artis man-ga yang tinggal di sebelah), karena tidak membawa kunci rumah, dan okaasan pulang saat hari sudah larut malam.
Para ibu digambarkan sering mengobrol disela-sela kegiatan rumah tangga di pinggir jalan (bahasa Jepangnya, idobata-kaigi), saat berpapasan ketika akan pergi belanja, atau saat pergi ke bank untuk suatu urusan. Okaasan juga sering bersosialisasi dengan cara mengunjungi rumah teman sesama ibu rumah tangga, yaitu Mizushima san, Toyama san maupun Misumi san.Â
Kita juga bisa melihat kehidupan orang Jepang pada musim tertentu misalnya tahun baru, atau saat perayaan Natal. Orang berbelanja makanan yang bisa memberikan hoki baik pada tahun baru, atau masyarakat Jepang membeli kue Natal meskipun bukan penganut agama kristen.
Penutup
Saya merekomendasikan Anime ini karena dalam Atashinchi, Anda bisa mengintip kehidupan orang Jepang mulai dari rumah, sekolah, kantor dan masyarakat.
Tidak banyak anime yang bisa Anda jadikan referensi untuk melihat keluarga Jepang dari sudut pandang sosial dan budayanya. Namun, Atashinchi bisa menyediakan dua sudut pandang tersebut.
Anda tidak perlu khawatir kalau tidak punya waktu untuk menonton semua seri Atashinchi. Karena satu tema (judul) Atashinchi, tidak berhubungan dengan tema sebelum maupun sesudahnya.Â
Setiap segmen pada Atashinchi mempunyai cerita sendiri. Sehingga Anda bisa melihat episode yang ingin ditonton saja. Panjang tayangan pada satu judul pun tidak begitu panjang, hanya sekitar 10 menit.
Saya yakin Anda betah menonton anime ini, karena Atashinchi banyak menyajikan percakapan dan adegan jenaka.
Oh ya terakhir, Atashinchi pernah membahas tentang Indonesia lho. Pada episode mana tema Indonesia dibicarakan, sila cari di Youtube karena mereka menyediakan tayangan resmi (ada teks bahasa Inggris).
Selamat berakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H