Jika kita lihat dari sudut pandang konkret, ada harga mahal lainnya yang harus dibayar akibat menggunakan program gratis. Misalnya hubungan dalam keluarga, maupun hubungan sosial Anda bisa terganggu, bahkan buyar sama sekali karena keasyikan bermain smartphone. Lebih parah lagi kalau Anda kemudian jatuh sakit, karena sibuk memelototi layar gawai tanpa memperhatikan waktu.
Gratis memang sesuatu yang menggiurkan dan memabukkan seperti opium. Anda, bisa kecanduan.
Dalam dunia bisnis, model gratisan seperti ini disebut freemium. Sebagai catatan, freemium sebenarnya sudah dipraktikkan sejak tahun 80-an. Namun istilahnya baru muncul pada tahun 2006, diciptakan oleh Jarid Lukin.
Freemium, kenyataannya tidak sepenuhnya gratis. Sebagai bukti, saya yakin Anda pernah mengalami kejadian seperti berikut.
Suatu hari Anda merasa senang karena bisa menemukan program yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan suatu pekerjaan atau kebutuhan. Apalagi program itu Anda bisa unduh tanpa harus merogoh kocek alias gratis.Â
Kemudian pada saat tertentu, Anda ingin fitur tambahan, misalnya untuk mempercantik tampilan foto atau video yang sudah dibuat dari program tersebut. Namun Anda kecewa, karena ternyata harus membayar biaya tambahan jika ingin menambah kemampuan dan kegunaan dari program. Saat itulah sebenarnya Anda sudah masuk jebakan freemium.
Untuk fitur dasar, memang kita bisa menggunakannya secara gratis. Namun, freemium biasanya memungut biaya, jika kita ingin menggunakan fitur yang lebih canggih.
Orang bisa dengan mudah terperangkap, karena kolaborasi erat antara teknologi digital dan model bisnis freemium. Dua hal itu ternyata seperti mata uang, yaitu mempunyai dua sisi berbeda, namun tidak terpisahkan. Dua alasan berikut lebih mempertegas hubungan keduanya.
Pertama, teknologi digital adalah katalis yang mutlak untuk mengembangkan ekonomi berbasis freemium. Sebagai catatan, freemium juga mempunyai nama lain, yaitu model bisnis era internet. Sementara kita tahu bahwa internet, merupakan basis dari perkembangan teknologi digital. Alhasil freemium dan teknologi digital memang berkaitan.
Kedua, teknologi digital bisa menjadi alat untuk pemenuhan (sebagian) hasrat orang, misalnya dalam hal hiburan. Hasilnya dapat memberikan efek kepuasan sangat besar bagi manusia.Â
Efek seperti ini juga bisa dirasakan (atau berlaku) bagi orang yang "terjebak" pada saat awal menggunakan program dengan model bisnis freemium. Orang bisa mendapatkan kepuasan, meskipun sifatnya sementara. Kepuasan, adalah efek yang sama-sama dapat diperoleh melalui teknologi digital maupun freemium.