Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Fujisan, Taikan, dan Kehidupan

14 November 2020   06:52 Diperbarui: 14 November 2020   16:37 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya yakin Anda pernah mendengar nama Gunung Fuji atau Fujisan (biasa juga disebut dengan Fujiyama oleh orang barat). Bagi masyarakat dunia, nama Fuji memang sudah menjadi label yang melekat erat pada Jepang.

Berbeda dengan label lain pada Jepang yaitu (bunga) Sakura yang aslinya berasal dari luar, Fujisan merupakan "produk" asli Jepang. Sebab tentu kita tahu, bahwa gunung tidak bisa berpindah tempat.

Di Jepang, Fuji (akhiran san pada Fujisan berarti gunung) memang menjadi salah satu kata favorit. Sehingga kata ini banyak dipakai sebagai nama badan usaha, nama produk, orang, pohon dan berbagai macam nama lain. Dengan catatan, ucapan Fuji-nya sama, namun huruf kanji yang digunakan bisa saja berbeda.

Fujisan dari Danau Motosu (dokpri)
Fujisan dari Danau Motosu (dokpri)
Salah satu daya tarik dari gunung tertinggi di Jepang ini adalah bentuk kerucut sempurna yang dimilikinya. Bentuk seperti ini memang tidak banyak ditemukan pada tempat lain di dunia.

Kerucut sempurna dari gunung yang terletak diantara dua prefektur yaitu Yamanashi dan Shizuoka ini, adalah akibat dari perjalanan terbentuknya Fujisan.

Ratusan ribu tahun lalu, ada dua gunung api aktif berdekatan. Semburan lahar dan bahan batuan akibat dari letusan kedua gunung tersebut membuat tumpukan berlapis-lapis disekitarnya.

Hingga akhirnya kira-kira 8000 tahun lalu, dari dua gunung berdekatan tersebut terbentuklah satu gunung besar yang saat ini kita kenal sebagai Gunung Fuji atau Fujisan.

Fujisan dan Shibazakura di Yamanashi (dokpri)
Fujisan dan Shibazakura di Yamanashi (dokpri)
Kemudian jika kita berbicara mengenai asal-usul nama yang diberikan pada gunung dengan tinggi 3776 meter ini, ternyata ada berbagai macam pendapat.

Diantaranya, ada pendapat mengatakan bahwa kata Fuji adalah bentuk transformasi kata fuchi dari bahasa Ainu (penduduk asli pulau Hokkaido yang terletak di sebelah utara Jepang), yang artinya gunung api.

Ada juga pendapat mengatakan kata Fuji berasal dari fuse, yaitu gerakan menaruh mangkok kecil tempat nasi (dalam bahasa Jepang disebut owan) dengan terbalik. Bagian terbuka diletakkan di bawah dan alasnya diatas. Owan terbalik memang mempunyai bentuk mirip gunung.

Fujisan dan ikan yang mati dari Danau Shouji (dokpri)
Fujisan dan ikan yang mati dari Danau Shouji (dokpri)
Kemudian mari kita tinjau tentang huruf kanji pada kata Fuji. Ada pendapat mengatakan kanji yang digunakan pada kata fuji berhubungan erat dengan gagasan keabadian, dari kata bahasa Jepang furou-fushi.

Sementara kita juga tahu bahwa bagi masyarakat Jepang, Gunung Fuji bukan merupakan kekayaan alam belaka. 

Dahulu Fujisan sangat erat berhubungan dengan spiritualitas, yang menjadikannya sebagai tempat sakral serta digunakan pula sebagai objek pemujaan (dalam bahasa Jepang disebut sangaku shinkou).

Fujisan dari Wakasu Kaihin Kouen di Tokyo (dokpri)
Fujisan dari Wakasu Kaihin Kouen di Tokyo (dokpri)
Baiklah, sekarang saya ingin bertanya kepada Anda. Dalam hubungannya dengan Fujisan, apakah Anda tahu, atau pernah mendengar nama Yokoyama Taikan?

Mungkin Anda pernah melihat lukisan ukiyo-e Fujisan berwarna merah (dalam bahasa Jepang disebut aka-fuji) karya Katsushika Hokusai. Pelukis yang hidup pada era Edo ini memang maestro lukisan ukiyo-e. 

Namun objek lukisan Hokusai bervariasi, sehingga jumlah lukisannya dengan objek Fujisan bisa dihitung dengan jari.

Penampakan Fujisan dari jendela Shinkansen yang bergerak di daerah Shizuoka (dokpri)
Penampakan Fujisan dari jendela Shinkansen yang bergerak di daerah Shizuoka (dokpri)
Berbeda dengan Taikan. 

Pelukis yang lahir pada awal era Meiji ini adalah seniman paling banyak menghasilkan lukisan tentang Fujisan. Hasil karya Taikan dengan objek Fujisan ada sekitar 1500 buah lukisan!

Bagi masyarakat dunia, kata "Fujisan" bisa langsung memberi imanjinasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Jepang.

Namun bagi orang Jepang, terlebih bagi penggemar seni (dalam hal ini seni lukis), kata "Fujisan" akan memberi imajinasi tentang Yokoyama Taikan.

Sebagai pelukis era modern Jepang, putra sulung seorang pembesar dari klan Mito ini memang mempunyai bakat seni. 

Fujisan dari jendela pesawat dalam perjalanan kembali dari JKT ke Tokyo (dokpri)
Fujisan dari jendela pesawat dalam perjalanan kembali dari JKT ke Tokyo (dokpri)
Dia menyelesaikan pendidikan dari Tokyo Fine Arts School sebagai angkatan pertama. Sekolah ini merupakan cikal bakal dari Tokyo University of the Arts. 

Sebagai catatan, saat ini Tokyo University of the Arts merupakan universitas terbaik untuk bidang seni di Jepang. Dari sini banyak lahir seniman yang kemudian menjadi terkenal, baik di Jepang maupun mancanegara.

Kecintaan Taikan pada Fujisan, bukan hanya bisa dibuktikan dari jumlah lukisannya tentang Fujisan. Namun, kita bisa lihat pada kecermatan goresan kuasnya untuk melukiskan betapa besar dan sakralnya Fujisan.

Goresan cat warnanya membentuk garis terlihat kuat, namun tidak kaku. Cara dia melukiskan garis membujur tegak sepanjang lereng Fujisan pun terkesan dinamis, namun terlihat lembut. 

Komposisi gambarnya juga sederhana, tetapi bisa menimbulkan makna mendalam bagi orang yang melihatnya.

Fujisan dari Danau Yamanaka (dokpri)
Fujisan dari Danau Yamanaka (dokpri)
Sebagai seorang pengembara di Jepang, saya pun terkesan dan jatuh cinta pada lukisan karya Taikan dengan objek Fujisan.

Bahkan saya mencoba meniru framing (pengambilan sudut dan pemotongan objek gambar atau foto) dari karya Taikan berjudul kenkon kagayaku, seperti Anda bisa lihat pada foto saya di awal tulisan.

Fujisan memang mempunyai daya tarik magis tersendiri. Sehingga setiap saya pergi ke tempat di mana saja yang dari situ bisa kelihatan Fujisan, maka saya tidak akan lupa mengabadikannya.

Anda bisa melihat beberapa foto Fujisan pada artikel ini, saya ambil dari beberapa tempat dengan framing bervariasi.

Fujisan memang mempunyai wajah (baca:tampilan) berlainan, tergantung dari arah mana kita memandang. Penampilannya juga berbeda pada tiap musim. 

Wajah Fujisan berbeda jika kita melihatnya di musim semi, kemudian musim panas, gugur dan musim dingin. 

Perbedaan juga bisa terjadi tergantung waktu kita melihatnya, misalnya jika kita melihatnya dini hari atau pagi, siang dan malam hari. Dengan adanya perbedaan itu, maka rasa bosan tidak pernah muncul.

Fujisan dari lantai 37 Roppongi Hills Tokyo (dokpri)
Fujisan dari lantai 37 Roppongi Hills Tokyo (dokpri)
Benar juga seperti dikatakan oleh Taikan, bahwa melukis Fujisan itu seperti melukis cerminan jiwa diri pada Gunung Fuji.

Taikan hidup dalam kesederhanaan. Sehingga jiwa dari perilaku sederhana itu, terpancar dalam setiap hasil lukisannya. Kesederhanaan itu pula yang bisa membuat banyak orang terpesona. 

Saya merasa, memang kesederhanaan itulah sebenarnya hakikat kehidupan. Dan kesederhanaan tidak perlu dipertontonkan, karena dengan sendirinya kelihatan pada perilaku, dan akan terpancar dari jiwa seseorang. Itu juga yang membuat saya selalu terpesona oleh Fujisan dan Taikan.

Bagi penggemar Taikan terutama saya, karya lukisannya dengan objek Fujisan, dan Gunung Fuji itu sendiri adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Sehingga saya selalu berusaha untuk mengabadikan Fujisan sebagai ungkapan kekaguman pada Taikan, saat berkunjung ke daerah yang memungkinkan untuk memandang sosoknya.
Selamat berakhir pekan.

Fujisan dari Oshino Hakkai di Yamanashi (dokpri)
Fujisan dari Oshino Hakkai di Yamanashi (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun