Sehingga orang tidak perlu lagi mengeluarkan ongkos tinggi untuk membeli peranti keras gim, sekaligus juga tidak perlu khawatir performa rendah dari alat/gawai yang dipunyainya.
Karena semua data beserta prosesnya, akan dilakukan di pusat data yang tersebar di seluruh dunia dan terhubung dengan jaringan.
Hal lain yang mengindikasikan bahwa gim masa depan akan bergantung pada cloud adalah, pada seri terbaru PS5 dan XBox One, produsen menyediakan juga versi yang tidak memiliki komponen pembaca cakram padat.
Apalagi dua perusahaan besar yang sudah mapan dalam bisnis cloud yaitu Amazon dan Google, akan meluncurkan gim berbasis cloud dengan nama masing-masing Luna dan Stadia.
Kemudian sebagai tambahan, pasar gim melalui cloud juga sudah ramai. Misalnya, produsen lain sepert Apple mempunyai Apple Arcade. Ada lagi GeForce Now dari Nvidia (produsen GPU), xCloud produk dari Microsoft dan Sony meluncurkan PlayStation Now.
Orang bisa terhibur dan kadang bisa melampiaskan berbagai macam perasaannya dengan bermain gim. Meskipun tidak selalu begitu kasusnya, dan efek yang ditimbulkan juga masih bisa diperdebatkan karena akan ada banyak pendapat yang bertentangan satu sama lain.
Namun yang pasti, perkembangan teknologi akan terus mendorong perkembangan gim. Bahkan bukan hanya mendorong, tapi lebih dari itu.
Seperti tema yang diusung pada TGS2020, "Teknologi akan dimanfaatkan terlebih dahulu pada game".Â
Keuntungan bagi orang yang bermain gim menggunakan peranti keras terbaru adalah, mereka bisa langsung merasakan teknologi terbaru dibandingkan dengan orang yang tidak bermain gim.
Dalam perjalanan hidup, manusia terkadang harus memainkan satu peran, seperti pernah dinyanyikan oleh Ahmad Albar maupun Nicky Astria.Â
Permainan yang kita mainkan itu, dari satu sisi mungkin kita bisa anggap sebagai gim.Â