Data yang merupakan unsur peranti lunak diproses, misalnya berdasarkan reaksi ketika menekan tombol agar karakter yang kita mainkan bergerak, meloncat, berlari, dan sebagainya.
Proses pengolahan data ini dilakukan pada komponen yang disebut CPU (Central Processing Unit, atau unit proses pusat).
Kemudian hasil dari CPU itu diproses lagi agar dapat ditampilkan berupa gambar pada layar perangkat keras gim. Baik itu layar hitam putih, maupun berwarna dengan variasi resolusi (seberapa detail gambar akan ditampilkan).
GPU (Graphic Processing Unit, atau unit proses gambar) adalah komponen yang digunakan untuk proses pengolahan gambar.
Dahulu, produsen perangkat keras gim masih belum memisahkan komponen CPU dan GPU. Dengan kata lain, mereka meletakkan atau menyatukan fungsi CPU dan GPU pada satu komponen saja.
Sisi positif dari hal tersebut adalah, masing-masing produsen mempunyai keunikan tersendiri, yang menjadikan produk gim berbeda dan unik antara satu dan produsen lain.
Sisi negatifnya, karena masing-masing harus membuat komponennya dari awal, yaitu mulai dari desain sampai proses produksi (dengan kata lain tidak bisa menggunakan komponen yang sudah tersedia), maka biayanya tidak murah.
Ada banyak pemasok komponen asal Jepang yang bermain di industri gim saat itu. Sebut sana nama Ricoh, NEC, Hitachi, Sharp, dan Toshiba. Sedangkan IBM, Silicon Graphic, dan Hudson adalah pemain dari luar Jepang.
Namun seiring perkembangan zaman, kebutuhan orang untuk bermain gim yang menarik (dan respons cepat), dengan dukungan multimedia memadai makin tinggi. Sehingga produsen peranti keras mulai mengadopsi cara yang dilakukan oleh komputer.
Yaitu memisahkan proses yang digunakan untuk mengalkulasi data, dan gambar atau multimedia, pada dua komponen berbeda.
Ada banyak keuntungan dari perubahan tersebut.