Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rapsodi Kabukicho: Gemerlap Kehidupan Malam Tokyo

27 September 2020   07:41 Diperbarui: 27 September 2020   15:25 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Kabukicho dari atas (Dokumentasi Pribadi)

Kehidupan malam di Kabukicho adalah salah satu yang menjadi daya tarik daerah ini. 

Sehingga setiap hari banyak turis, baik domestik maupun internasional singgah untuk menikmati langsung pergelaran entertainment, atau sekadar menikmati suasana.

Area tengah Kabukicho (Dokumentasi Pribadi)
Area tengah Kabukicho (Dokumentasi Pribadi)
Sejarah Kabukicho
Area dimana Kabukicho berada saat ini, dahulu disebut dengan nama Tsunohazu. 

Nama ini sudah mempunyai sejarah yang panjang, karena digunakan sejak era Sengoku dan era Edo.

Pada tahun 1945 sekitar bulan April dan Mei, banyak daerah di Tokyo menjadi sasaran dan dihujani bom oleh pesawat Sekutu. Dalam bahasa Jepang, peristiwa ini disebut sebagai Tokyo Kuushuu.

Area Tsunohazu pun tidak luput dari sasaran. Sehingga kebanyakan pemukiman penduduk disana hancur, seluruh bangunannya terbakar dan rata dengan tanah.

Kemudian, Jepang menyerah kalah pada bulan Agustus 1945. 

Pada tahun yang sama di bulan Oktober, seorang pengusaha makanan bernama Suzuki Kihei, menyatakan niatnya kepada pemerintah daerah Tokyo, untuk membangun kembali area yang hancur tersebut menjadi daerah hiburan. 

Di sana rencananya akan dibangun teater Kabuki, bioskop, dan dance hall.

Namun sayangnya dana tidak mencukupi. Ditambah lagi, Jepang kekurangan bahan untuk membangun gedung setelah perang. Akibatnya pembangunan teater Kabuki tidak bisa diwujudkan.

Walaupun teater akhirnya tidak bisa dibangun, untuk mengenangnya maka Kabuki-cho secara resmi digunakan untuk nama area ini mulai bulan Juli tahun 1948. Sebagai catatan, akhiran cho digunakan untuk daerah administratif setingkat kelurahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun