Karier politiknya dimulai dengan menjadi sekretaris politisi Okonogi Hikosaburo, mantan Menperindag Jepang. Setelah itu dia berhasil menduduki kursi anggota DPRD Kota Yokohama selama dua periode (8 tahun).
Langkahnya menuju pusat percaturan politik Jepang, dimulai dengan terpilihnya Suga pada pemilu yang diselenggarakan untuk mengisi posisi anggota parlemen majelis rendah pada tahun 1996.
Sepuluh tahun kemudian, dia berhasil menduduki posisi sebagai menteri dalam negeri. Enam tahun setelahnya, Suga diangkat menjadi sekretaris kabinet, dan menempati posisi tersebut sampai tanggal 14 September lalu.
Kegigihan Suga sebagai politisi bisa kita simak sejak dia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD di Yokohama. Bapak dari 3 anak ini tanpa lelah berpidato setiap hari selama 365 hari, di depan stasiun kereta api untuk menyampaikan gagasannya dan untuk berinteraksi dengan masyarakat.
Suami dari Suga Mariko ini juga berbeda dari kebanyakan orang Jepang, karena dia tidak minum minuman beralkohol seperti bir maupun sake. Sebagai catatan, dari pengalaman pribadi, hampir semua rekan saya gemar sake, karena kami biasa melepaskan penat dan stres bekerja selama seminggu di izakaya (warung Jepang yang menjual makanan dan minuman beralkohol).
Dalam karier politiknya, dia juga salah satu dari sedikit politisi Jepang yang tidak terikat pada kubu tertentu (dalam bahasa Jepang disebut habatsu). Meskipun begitu, dia memiliki karier politik cemerlang.
Suga Yoshihide juga terkenal sebagai Paman Reiwa (atau reiwa ojisan), karena dia mengumumkan era baru Reiwa saat menjabat sebagai sekretaris kabinet. Fotonya mengangkat poster bertuliskan kalimat Reiwa, menjadi populer sebagai simbol pergantian era.
Baca juga : Sayounara Heisei, Youkoso Reiwa
Pada konferensi pers setelah pelantikannya menjadi perdana menteri, Suga memberi nama kabinetnya "Kabinet yang bekerja untuk Rakyat".
Banyak komentar baik positif dan negatif atas penamaan ini. Salah satu komentar negatif adalah, kebanyakan masyarakat berpendapat bahwa kabinet sudah seharusnya bekerja untuk rakyat.
Beberapa orang juga merasa visi dan misi dari roda pemerintahan Jepang yang dikomando oleh Suga, tidak akan banyak berubah dari apa yang sudah dilakukan Abe.Â