Hal ini dapat membuat hati orang menjadi masygul. Tentu ini lumrah, karena kita sebagai manusia normal, selalu melihat fakta dan keadaan yang terjadi di sekeliling kita.
Saya mengumpamakan keadaan hati yang masygul ditambah dengan ketakutan itu, membawa kita kepada titik nol.
Kalau saya boleh bercerita sedikit mengenai nol, penemuan angka ini berangkat dari pemikiran atau filsafat yang menggambarkan ketiadaan, atau keadaan yang kosong tidak ada apa-apanya. Dalam Bahasa Jepang, keadaan itu biasa disebut sebagai kuukyo (atau kyomu).
Keadaan tidak ada apa-apa itu bisa menjadi titik awal. Sesuai namanya, dari titik awal ini maka semua keadaan, wujud, bentuk atau apapun akan dimulai.
Kemasygulan karena keadaan yang terjadi saat ini, boleh saja menyeret kita sampai ke titik nol.
Namun, jangan sampai keadaan ini menjadikan Anda terseret ke titik jauh dari nol, yaitu ke titik yang bernilai negatif.
Perayaan Paskah untuk menandakan kebangkitan Kristus hari ini, hendaknya juga menjaga kita agar bisa tertahan di titik nol, titik awal perjalanan hidup kita.
Dengan kembalinya kita kepada titik awal, mudah-mudahan bisa membantu kita untuk berpikir lebih jernih, dan mendorong kita kembali merenungkan dengan sungguh-sungguh, tentang apa sebenarnya makna dari sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus untuk kita umat manusia semua.
Titik nol ini juga seyogianya dijadikan sebagai titik balik, atau titik perubahan. Titik yang menjadikan kita terlahir kembali sebagai manusia baru.
Momen Paskah harus bisa membuat kita berhenti sejenak dan introspeksi diri. Misalnya saja, apakah dalam kehidupan selama ini, banyak dari perbuatan kita menyebabkan saudara-saudara lain jadi menderita.
Keistimewaan terakhir yang saya rasakan dari Paskah 2020 ini adalah, titik nol ini sangat nyata dan bisa kita rasakan dalam kehidupan kita sekarang.