Kemudian kedua, saat E.T menyembuhkan luka yang dialami tokoh anak kecil dalam film bernama Elliott, dengan jarinya yang bisa bersinar.
Sebagai penutup bagian kedua konser, irama lagu misterius dari sountrack film "Harry Potter" dimainkan secara medley (potongan pendek yang digabungkan menjadi suatu kesatuan).
Permainan terakhir dari orkestra di bagian kedua ini berhasil membawa saya ke dunia magis. Saya membayangkan sedang mengejar bola terbang bersama Harry, atau naik di mobil Flying Ford Anglia.Â
Untung saja irama musiknya tidak membawa imajinasi saya bertemu dengan ular besar yang mengerikan kesayangan Voldemort, yaitu Nagini.
Setelah istirahat sejenak, maka konser masuk pada bagian ketiga yang merupakan babak terakhir. Disini, sajian musik dari orkestra juga tidak kalah menarik.
Pada bagian terakhir ini, menghadirkan bintang tamu seorang pianis yang bernama Ogawa Noriko. Dia seorang pianis yang sudah punya nama di Jepang, bahkan sudah menjadi juara dalam berbagai kontes piano yang diselenggarakan di berbagai negara.Â
Pengajar Guildhall School of Music and Drama di London ini telah bermain bersama orkestra ternama dunia, seperti Royal Philharmonic Orchestra (Inggris) dan Moscow Philharmonic Orchestra (Rusia).
Saya termasuk salah satu orang yang beruntung bisa mendengarkan permainan piano kelas dunia yang dinamis dari Ogawa.Â
Terutama kepiawaiannya memainkan komposisi piano karya Maurice Ravel. Padahal, seperti nama komposisinya yaitu "Piano Concerto for the Left Hand", dia memainkan pianonya hanya dengan satu tangan kiri!
Akhirnya, waktu sekitar dua setengah jam tidak terasa berlalu begitu cepat. Ada rasa kepuasan tersendiri setelah menikmati suguhan konser ini.Â
Seperti sudah saya ceritakan diawal, "jiwa" seperti kembali terisi dan kemudian semangat kembali meluap untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Di Jepang memang sering diadakan konser semacam ini, di segala tempat yang mungkin untuk orang berkumpul.Â