Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Orkestra Mandolin Mengantar Pengembaraan dari Italia, sampai Film Box Office Dunia

16 Februari 2020   07:00 Diperbarui: 16 Februari 2020   13:56 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di kompleks Tokyo Opera City (dokumentasi pribadi)

Gedung konser utama ini mempunyai nama lain yaitu Takemitsu Memorial. Nama ini diberikan untuk mengenang perancang gedung konser yaitu Takemitsu Tooru, yang meninggal dan belum sempat menyaksikan gedung ini dibuka untuk umum pada tahun 1997.

Kalau kita lihat ruangan dalam konser, bentuknya seperti kotak empat persegi panjang. Omong-omong tentang kotak persegi panjang, saya yakin Anda sudah tidak asing lagi dan tentu pernah melihatnya. Coba pembaca tebak, kira-kira dimana Anda pernah melihatnya.

Betul, Anda pasti mendapat kotak dengan bentuk seperti ini ketika membeli sepatu. Nah, gedung konser yang mempunyai bentuk persegi panjang dalam bahasa teknis biasa disebut shoe box type.

Membayangkan berada di dalam kotak sepatu mungkin terasa agak janggal. Namun, rasa janggal berubah menjadi takjub ketika melihat interior gedung konser. Kenapa saya bilang takjub?.

Karena interior bagian atas bentuknya seperti piramida, sehingga saya merasa seperti berada di kapal yang datang dari galaksi luar. Bahan baku interior berasal dari kayu oak Eropa yang memang terkenal sebagai medium yang bagus untuk penghantar getaran suara. 

Nama Leo L. Beranek tentu sudah tidak asing lagi bagi Anda yang maniak dengan segala sesuatu tentang akustik. Maestro akustik yang sudah merancang beberapa gedung konser dan opera hall di seluruh dunia ini adalah orang yang merancang interior, agar efek akustik ruangan konser disini bisa maksimal.

Kemudian posisi lantai gedung konser dibuat menurun (juga posisi kursi) kalau kita masuk dari pintu utama. Sehingga penonton yang duduk di belakang (dekat dengan pintu masuk utama) bisa dengan agak leluasa memandang ke bagian depan. 

Kalau kita berjalan terus sampai ke depan, terdapat panggung tempat pemain orkestra dan konduktor. Panggung mempunyai latar belakang pipe organ buatan Orgelbau TH Kuhn (perusahaan Swiss) yang berukuran besar. Dari jauh, warna logam dari pipe organ tampak kontras dengan interior dari kayu yang berwarna cokelat.

Interior yang berbentuk piramida (dokumentasi pribadi)
Interior yang berbentuk piramida (dokumentasi pribadi)
Itu adalah sedikit cerita saya tentang gedung. Sekarang, saya ingin bercerita tentang konsernya.

Oana Yuuichi, sang konduktor yang telah saya sebut sebelumnya, memang mahir membawa penonton (termasuk saya) untuk "berkelana" ke berbagai macam tempat dan suasana, dengan iringan irama dan melodi hasil dari petikan mandolin, mandocello, gitar, kontrabas serta tiupan flute, klarinet dan pukulan perkusi ditambah dentingan organ.

Pada konser bagian pertama, dia berhasil membawa saya untuk mengunjungi dan menikmati suasana Italia, sebagai negara asal mandolin. Orkestra membuka konser dengan memainkan karya S.Falbo yang berjudul "Overture in Re minore". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun