Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Antara Filosofi Sun Tzu, Tiongkok, dan Imperialisme Digital

11 Januari 2020   14:28 Diperbarui: 11 Januari 2020   16:50 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sun Tzu (sumber :sonshi-heihou.com)

Sebagai penutup, saya mau bercerita secuil analisis tentang sebagian orang (sebenarnya sih orangnya ya itu-itu saja dari dulu) yang gemar membuat heboh dan berteriak asing aseng untuk segala hal yang terjadi. Contohnya pada masa Pilpres yang lalu.

Yang membuat saya heran, kenyataannya hal yang terjadi tidak ada hubungannya dengan asing maupun aseng. Tetapi kalau saya membaca ulang buku Son-shi (Sun Tzu yang diterjemahkan dalam bahasa Jepang), ada bagian tentang strategi yang dalam bahasa Jepangnya dinamakan Manten-kakai. Mungkin kalau pakai istilah kekinian, namanya kamuflase.

Strateginya adalah dengan membuat (mengatakan) suatu hal berulang-ulang (seperti soal asing aseng itu), padahal kenyataannya hal itu tidak terjadi. 

Dengan begitu, saat kejadian itu terjadi sungguhan, orang tidak akan menanggapinya dan menganggap itu angin lalu karena sudah bosan telah diucapkan/dibahas secara berulang kali.

Kalau begitu adanya, maka analisis saya, orang-orang yang heboh asing aseng itu sebenarnya sudah menerapkan dengan baik filosofi Sun Tzu. Mereka sudah mempunyai jalan pikiran yang tidak jauh dari orang Tiongkok sendiri.

Baguslah kalau begitu. 

Mungkin mereka juga harus membaca bab-bab lain dari buku Sun Tzu. Sebab ada 36 strategi lain, yang tentunya orang-orang itu bisa simak sebagai referensi. 

Siapa tahu dengan begitu tidak perlu lagi aksi turun ke jalan dan berkoar-koar dengan TOA (kalau menyebut TOA, sepertinya benda ini juga menjadi objek heboh saat ini) yang bisa bikin suara serak dan badan berkeringat.

Mereka bisa menerapkan strateginya tidak dengan heboh yang bikin ruwet, namun hanya dengan memainkan otak sambil duduk-duduk saja di ruangan ber-AC, menyeruput kopi dan ngemil kuaci.

Selamat bersantai menikmati akhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun