Dengan kompleksnya persoalan yang ada di Jakarta, maka Remy Sylado ingin menjadikan Jakarta menjadi "putih", dalam puisinya yang berjudul "Ibu Kota, Kota Ibu".
Kalau aku makmur
Kubeli Jakarta, kucelup jadi putih.Kau bisa bayangkan
Kalau Jakarta tiba-tiba putih semua
Mas di puncak Monas: putih
Patung Selamat Datang: putih
Pohon Taman Surapati: putih
Lapangan Sepakbola Istora: putih
Air Ciliwung: putih.
Berbicara tentang putih, tentu kita masih ingat kejadian bahwa Jakarta sempat menjadi "putih" pada tanggal 2 Desember tahun 2016 yang lalu. Benar juga seperti yang dikatakan oleh Remy Sylado, bahwa putih itu bisa berarti warna kekalahan. Seperti bisa kita baca bagian akhir pada puisi yang sama, yang merupakan gambaran pas untuk keadaan Jakarta saat ini.
Putih kau tau warna kesucian
Tapi putih kau pun tau, warna kekalahan
Bagaimana orang bisa dipercaya bicara
Jika ia berada dalam kelas yang kalah
Seperti kini Jakarta disesaki olehnya.
Sebagai penutup, walaupun saya amat menikmati puisi tentang Jakarta seperti apa yang dituliskan oleh penyair diatas, namun favorit saya adalah lagu-lagu dari Benyamin Sueb yang isinya menceritakan segala sesuatu tentang Jakarta.
Sebagai orang Betawi, Bang Ben (panggilan untuk Benyamin S) memang bisa mengungkapkan kejadian yang dialami masyarakat (terutama yang tinggal di Jakarta) dengan jenaka, namun tepat sasaran.
Misalnya saja pada lagu "Digusur" yang menceritakan tentang penggusuran rumah penduduk.
Kemudian lagu yang paling pas untuk menggambarkan keadaan yang masih bisa dirasakan di Jakarta saat ini, adalah lagu "Kompor Mledug".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!