Tidak seperti matematika dan ilmu eksak yang lain yang hanya mempunyai arah dan tujuan yang tunggal.
Apa kata para penyair tentang Jakarta, yang masih berstatus sebagai ibu kota negara saat ini?
Mari kita mulai dengan menyimak apa yang dikatakan oleh Mustafa Ismail pada puisinya yang berjudul "Jakarta hujan".
Biarkan jemuran bermain hujan
janganlah kau mengkhawatirkan
kesehatannya secara berlebihan
Hujan, sudah pasti menjadi pemicu masalah banjir di Jakarta. Walaupun terkadang, banjir terjadi karena hujan yang terjadi secara bersamaan di daerah hulu seperti di Bogor.
Orang dewasa mungkin tidak suka hujan. Namun anak-anak justru banyak yang suka dan bermain, ketika sedang turun hujan.
Kita bisa menangkap personifikasi anak-anak yang bermain riang gembira di jalanan ketika hari sedang hujan, melalui jemuran yang meliuk ke kanan dan kiri diterpa oleh hujan.
Orang dewasa kebanyakan khawatir tentang kesehatan, sehingga akan menghindari hujan. Padahal, sebenarnya kita tidak perlu khawatir secara berlebihan.
Kemudian, Jakarta bisa membuat orang seperti terasing.
Bulan terang di Jakarta
Sedang hati jauh menyisih
Mencari ibu dan kekasih
Di pagi hijau terlontar menemu duka