Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Madori", sebagai Cermin Zaman pada Arsitektur Rumah di Jepang

29 Juni 2019   05:30 Diperbarui: 29 Juni 2019   15:00 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ciri rumah era Showa dengan meja kecil bundar yang bernama chabudai (dokpri)

Madori "1LDK" biasanya lebih luas dari "1DK". Karena pada tipe "1LDK", misalnya kita bisa menaruh sofa sekaligus meja makan. Kemudian untuk keluarga, tipe madori menjadi beragam, misalnya ada tipe 2LDK, dan 3LDK, yang jumlah kamar tidurnya masing-masing menjadi 2 dan 3 kamar.

Kemudian ada juga tipe "1R", dimana madori jenis ini biasanya adalah untuk ruangan yang tidak ada sekat. Jadi satu ruangan bisa digunakan sekaligus untuk dapur, plus kamar tidur plus ruang tamu (1R biasa disebut dengan "one room"). Tipe "1R" ini banyak diminati oleh mahasiswa, terutama mahasiswa yang merantau karena harganya juga relatif lebih ekonomis. 

Contoh iklan perumahan yang selalu mencantumkan madori (dokpri)
Contoh iklan perumahan yang selalu mencantumkan madori (dokpri)
Di Jepang, selain madori, harga rumah/apartemen juga tergantung dari berapa jauh letak/lokasinya dari stasiun kereta api. Semakin dekat lokasinya, maka harga jual/harga sewa menjadi lebih mahal.

Itu sedikit cerita saya mengenai madori. Jika ada pembaca yang punya kesempatan untuk datang ke Jepang nanti, maupun sekadar gemar menonton film, drama, animasi dan novel Jepang, selain menikmati budaya, tentunya tidak rugi juga kalau memperhatikan madori di setiap rumah/bangunan yang ada dalam cerita. Karena pada setiap madori, tentunya punya sejarah dan cerita sendiri, yang berbeda antara satu dengan yang lain.

Selamat berakhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun