Pokoknya, di setiap opini, filosofi "Think Different" selalu mereka pakai. Filosofi berpikir yang "lain" dari cara berpikir orang-orang kebanyakan. Hebat kan!
Namun tunggu dulu. Bagi mereka, itu mungkin hebat. Namun bagi saya, untuk urusan negara (atau bermasyarakat), "Think Different" tidak diperlukan karena hanya akan menimbulkan kegaduhan dan polemik yang tidak berkesudahan dalam masyarakat. Walaupun, "Think Different" sangat diperlukan dalam aspek yang lain, misalnya untuk melakukan inovasi atau terobosan dalam bidang teknologi.
Dalam kehidupan bernegara, atau untuk mengatur suatu negara, filosofi "Think Different" tidak cocok. Selain bisa menimbulkan kegaduhan (gejolak) masyarakat di dalam negeri, terkadang juga bisa membawa masalah pada hubungan bilateral (diplomatik) antar negara.
Saya pikir hal yang diperlukan dalam kehidupan bernegara adalah filosofi "Think Better".Â
Yaitu bagaimana caranya mengatur negara (atau kehidupan bermasyarakat) dengan meneruskan segala sesuatu yang sudah terbukti berjalan dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi orang banyak, sambil memperbaiki hal-hal yang masih dirasa kurang.
Terlebih lagi, kita butuh filosofi "Think Beyond". Yaitu upaya-upaya untuk menjaga keberlangsungan negara dan membuat kita terus maju (dalam segala hal) agar hasilnya tidak hanya bisa dinikmati oleh rakyat (yang hidup) saat ini saja, namun juga untuk anak cucu kita 10, 100, bahkan 1000 tahun yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H