Queen telah mendatangi puluhan kota dan menggelar puluhan konser di seantero Jepang dalam kurun waktu antara tahun 1975 sampai tahun 1985. Mereka juga sering terlihat berjalan-jalan untuk makan di restoran Jepang dalam setiap kunjungannya.Â
Ada beberapa foto yang memperlihatkan mereka menikmati upacara minum teh. Mereka juga terlihat bermain permainan tradisional Jepang seperti kendama, maupun menikmati minuman khas Jepang yaitu nihonshuu.
Mungkin pembaca juga tahu bahwa untuk menunjukkan kecintaan (dan rasa terimakasih) kepada Jepang, Queen menyisipkan Bahasa Jepang di lagunya yang berjudul "Teo Torriatte (Let Us Cling Together)". Lagu ini juga dipersembahkan Queen untuk Charity Album "Song For Japan", yang hasil penjualannya disumbangkan untuk korban Bencana Besar Jepang Timur yang terjadi pada tahun 2011.Â
(Catatan : pada kalimat "Torriatte" seharusnya ditulis "Toriatte" dengan satu "r". Saya tidak tahu alasannya kenapa "r" ditulis dobel di judul resminya).
Sejalan dengan derasnya arus teknologi digital, banyak orang yang sudah mulai meninggalkan cara-cara tradisional mendengarkan musik, yaitu membeli CD dan memutarnya dengan menggunakan perangkat audio di rumah. Sekarang orang lebih suka mendengarkan musik online, misalnya melalui Mora, Google Play Music maupun iTunes.
Minggu lalu saya mendapati hal yang unik ketika mampir ke toko buku dekat rumah.Â
Penerbit asal Italia DeAgostini, merilis vinyl (Piringan Hitam) album Queen beserta booklet yang berisi keterangan tentang album dan dihiasi oleh foto dari keempat anggota Queen. Rencananya, ada 25 album Queen (termasuk live show) akan dirilis.
Pertama kali saya melihat itu, saya cuma bisa menggumam, "Hari gini masih memproduksi dan menjual vinyl. Apa laku ya?"
Tapi, saya kemudian mempunyai pikiran, mungkin lagu-lagu Queen tidak hanya membangkitkan nostalgia. Queen, melalui film "Bohemian Rhapsody" nya, ternyata bisa juga membangkitkan kerinduan masyarakat akan "media perekam" yang sudah lama "(meng)hilang" dari pasaran.
Vinyl pertama yang dirilis di Jepang dari DeAgostini adalah album "A Night at The Opera", yang merupakan album yang menduduki posisi penting bagi masyarakat Jepang, terutama karena album ini dirilis setelah konser pertama mereka di Budoukan Tokyo.