Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Antara Queen, Jepang, dan Kebangkitan Vinyl

11 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 12 Desember 2018   05:28 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vinyl Queen (sudah ada 3 album) yang dijual di toko buku dekat rumah (Dokumentasi Pribadi)

Padahal, seperti kita semua tahu, Budoukan yang mampu menampung 10 ribu penonton adalah tempat konser untuk band/penyanyi Jepang maupun mancanegara yang terkenal saja.

Contohnya The Beatles yang melakukan konser di Budoukan pada tahun 1966, kemudian Chicago, Led Zeppelin pada tahun 1971 dan Deep Purple pada tahun 1972, adalah band-band yang tersohor di zamannya (dan sampai sekarang).

Pada tahun 1975, dengan level ketenarannya saat itu Queen seharusnya hanya bisa melakukan konser di Gedung Hibiya Koukaidou, yang berkapasitas 3000 penonton.

Namun, berkat kegigihan promotor Watanabe Production yang mendatangkan Queen, juga karena majalah musik "Music Life" yang rajin mengangkat tulisan tentang Queen sejak mereka merilis album pertamanya, maka jumlah penonton membeludak dan mengisi bangku yang disediakan di Budoukan.

Bahkan dikatakan banyak penggemar wanitanya yang jumlahnya sekitar 3000 orang, "menyerbu" ke Bandara Haneda (waktu itu Bandara Narita belum dibangun) untuk menyambut kedatangan Queen di Jepang.  

Penonton yang membanjiri Budoukan bahkan menganjur sampai ke depan panggung. Sehingga, waktu itu beberapa fotografer terdorong ke depan, dan kamera yang mereka pegang sempat terjatuh.

Queen menikmati upacara minum teh (nodate) di kaki Tokyo Tower (dangerousminds.net)
Queen menikmati upacara minum teh (nodate) di kaki Tokyo Tower (dangerousminds.net)
Ada sosok yang mempunyai peran penting atas kesuksesan Queen yaitu Tougo Kaoruko, reporter Jepang untuk majalah "Music Life" yang pertama kali dan rajin menulis tentang Queen. Dia "jatuh cinta" pada Queen sejak mendengarkan lagu-lagu album pertama mereka. Kaoruko mempunyai firasat yang tajam, atau mungkin dia seorang clairvoyant, yang bisa "melihat" bahwa Queen bisa sukses di belantika musik dunia.

Saking ingin bertemu dan mewawancarai Queen, Kaoruko bahkan rela untuk terbang ke Amerika dan akhirnya bisa bertemu pertama-kali dengan Queen pada tahun 1974. Padahal Queen saat itu hanyalah band pembuka konser Mott The Hoople, sehingga aksi panggung yang digelar hanya sebentar saja.

Berita kesuksesan Queen menggelar konser perdananya di Jepang ternyata sampai juga di tanah kelahiran mereka di Britania Raya. Enam bulan setelah penampilannya di Budoukan, mereka merilis single "Bohemian Rhapsody", dan berhasil menduduki puncak tangga lagu di Inggris dan beberapa negara di Eropa.

Album "A Night at The Opera" yang berisi lagu yang sama, dirilis satu bulan setelahnya. Album ini juga menjadi album pertama Queen yang berhasil meraih kesuksesan dengan menduduki puncak tangga lagu di Inggris.

Setelah sukses dan berhasil menjadi grup band yang terkenal pun, Queen tidak bosan untuk mengunjungi Jepang. Kunjungan ini mungkin bisa dikatakan sebagai tanda terimakasih mereka kepada Jepang, yang telah mengangkat dan mendorong suksesnya karir mereka di belantika musik dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun