Suhu udara masih terasa dingin, karena kalender baru saja memasuki awal bulan Maret. Terlebih karena Puutaro saat ini berada di Yoshinoyama Doubutsuen *1), yang lokasinya berada pada sebuah gunung di Prefektur Nara.
Dia sudah tinggal dan bekerja disini sejak September tahun lalu.
Sebelumnya dia tinggal di Tokyo, megapolitan dengan kehidupan kotanya yang hiruk pikuk karena disana adalah pusat segala kegiatan bisnis dan pemerintahan di Jepang. Kehidupan itulah juga yang membuat Puutaro merasa capek secara lahir dan batin.
Selain dia harus berjuang untuk menaklukkan kehidupan yang keras agar bisa membayar semua kebutuhannya, kehidupan monoton yang dijalaninya setiap hari membuatnya hampa dan bosan. Sehingga pada suatu saat, dia menemukan dirinya berada pada satu titik yang merasa tidak tahu lagi, apa artinya kehidupan karena dia sendiri sudah tidak menikmati kehidupan itu.Â
Hanya ada satu hal yang pasti bagi Puutaro, yaitu dia bekerja untuk hidup. Itu saja.
Namun sekarang dia sudah bisa melupakan segala derita dan gejolak batinnya, dan mulai bisa menikmati detik demi detik, menit demi menit yang dia lalui setiap hari.
Semua ini dimulai 6 bulan yang lalu, ketika matanya membaca iklan kecil di koran Mainichi edisi minggu, yang mencari seorang yang mau menjadi petugas kebersihan di tempatnya bekerja sekarang.
Pergolakan batin tentang kehidupan yang saat itu harus dijalaninya, membuat dia terus memikirkan iklan itu pada hari Senin keesokan harinya. Kemudian hari berikutnya, dan berikutnya lagi, dan seterusnya sampai akhirnya waktu terus berjalan hingga hari Minggu berikutnya datang kembali.
Masalah kerja apa dan gaji, bukanlah yang menjadi pemikiran Puutaro. Lagipula, di doubutsuen ada banyak hewan, dan dia suka dengan hewan, atau berada diantaranya. Itu karena dia menggemari pelajaran Biologi sewaktu masih SMA dulu. Walaupun, nilai ujian Matematika dan Fisikanya selalu menempati urutan pertama dikelas, bahkan disekolah, jauh diatas nilai ujian pelajaran Biologi yang bisa diperolehnya.
Pikiran tentang hal itu juga membuatnya tidak bisa konsentrasi sewaktu dia bekerja, yaitu menulis spesifikasi sambil mengecek program yang sudah ditulis oleh rekanan outsourcing-nya.
Puutaro memang bekerja sebagai system engineer, dimana pekerjaan utamanya saat itu adalah membuat sistem komunikasi digital yang akan dipakai pada salah satu perusahaan kereta api yang beroperasi di Tokyo.