Kita umpamakan a=b.
Jika kedua sisi dikali a, maka hasilnya a^2 = ab (catatan : ^ artinya pangkat, jadi ^2 dibaca kuadrat).
Kedua sisi dikurangi b^2, maka hasilnya a^2 - b^2 = ab-b^2.
Dengan bentuk lain (a+b)(a-b)=b(a-b).
Kedua sisi dibagi dengan (a-b), maka hasilnya menjadi a+b=b.
Dari sini , karena perumpamaan awal kita a=b, jika a kita ganti dengan b maka hasilnya akan menjadi b+b=b.
Kalau dipersingkat menjadi 2b=b, lalu kalau kedua sisi dibagi b menjadi 2=1.
Kesimpulannya, 2 itu sebenarnya sama dengan 1 dan 1 itu sebenarnya sama dengan 2.
Jadi saya pikir, nggak perlu berantem antara pendukung 1 maupun 2 :)
Terakhir, menarik juga untuk disimak seperti yang diungkapkan oleh Sandiaga Uno pada pidatonya setelah penetapan nomor urut, bahwa pada menit-menit terakhir sebelum dimulainya undian, terjadi kesepakatan yang bisa dicapai amat singkat antara Jokowi dan Prabowo untuk menambahkan angka nol didepan nomor urut 1 dan 2.
Kita tahu bahwa angka nol merupakan unsur yang penting, karena tanpa itu ilmu pengetahuan tidak bisa berkembang seperti saat ini. Khususnya ilmu komputer yang mengenal bilangan biner (0 dan 1), lalu bidang lainnya seperti engineering, kemudian ilmu Fisika, dan terutama Matematika.