Sepengetahuan Puutaro, simbol, seperti yang tertulis pada label kaset, secara umum melambangkan sesuatu yang tidak bisa dikenali secara langsung oleh pancaindra seperti mata atau telinga.
Contohnya, pada kata "Burung Dara adalah simbol perdamaian". Orang tentunya tahu dan bisa kenal dengan yang namanya Burung Dara, tapi apakah orang bisa tahu apa itu perdamaian?
Puutaro sangsi akan hal itu.
Dia berpikir, mungkin ada diantara orang yang berpendapat misalnya, jiwa tenteram itu adalah wujud dari perdamaian. Namun, Puutaro yakin bahwa tenteram disini juga suatu keadaan yang abstrak. Lain orang akan punya lain pendapat juga tentang apa dan bagaimana tenteram itu.
Lalu, Puutaro juga pernah membaca, entah dimana dia agak lupa, bahwa simbol menurut asal katanya berasal dari Bahasa Yunani symbolon (kata benda) yang berasal dari kata kerja symballein.
Arti asalnya adalah dua benda yang kemudian dibelah, lalu kedua benda tersebut dipegang oleh dua orang (kelompok) yang berbeda.
Masing-masing belahan itu digunakan kembali untuk membuktikan, misalnya jika dua orang (atau kelompok) itu berjanji sesuatu, dikemudian hari mereka (dua orang atau dua kelompok itu) menyatukan kembali masing-masing potongan untuk membuktikan bahwa kedua orang (kelompok) itulah yang memang membuat perjanjian sebelumnya.
Karena Puutaro tinggal di Jepang, maka dia paham betul contoh nyata simbol dalam pemerintahan yaitu Kaisar, merupakan simbol dari negara Jepang. Simbol ini mempunyai dasar yang kuat karena telah dituliskan secara jelas di dalam Kenpou *6) pada ayat pertama. Sehingga, mengenai simbol ini tidak ada orang yang protes, karena semua orang pasti akan mengamininya.
Saat ini dia juga tidak tahu pasti kenapa amplop yang berisi kaset berlabel "kemenangan simbol" dikirimkan kepadanya, entah oleh siapa.
Mungkin pengirimnya tahu bahwa Puutaro, selain menjadi editor, dia sering juga menulis kritikan keras mengenai penyalahgunaan simbol-simbol  untuk kepentingan politik.
"hidup simbol!"