Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kemenangan Simbok Lawan Simbol

11 Agustus 2018   18:38 Diperbarui: 12 Agustus 2018   02:29 1778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Baik, sekarang mari kita mulai perundingan untuk menentukan calon wakil saya untuk sousenkyo*3) tahun depan."

Dia mengenal baik suara itu, suara dari Joujima souridaijin*4) yang amat dikagumi Puutaro, seorang pekerja keras.

"Apakah kita akan fokus ke rencana kita semula, maju dengan wakil yang sudah kita bicarakan sebelumnya?"

Joujima melanjutkan pembicaraan.

"Tentu, karena memang dialah orang yang paling cocok untuk keadaan sekarang ini."

"Ya, kita harus terus."

Terdengar ada dua orang yang bersahutan memberikan tanggapan positif. Puutaro bisa memastikan, itu suara dari orang-orang partai merah dan kuning.

Puutaro akhirnya paham bahwa ini adalah kaset rekaman yang diambil secara diam-diam, dari perundingan 9 partai yang berlangsung sebelum mereka mengumumkan wakil dari Joujima. Banyak orang yang menebak-nebak bagaimana perundingan saat itu berjalan, karena pengumuman wakilnya saat itu membuat orang terkejut.

Tapi, sepertinya perekam diletakkan agak jauh dari meja perundingan, karena terkadang Puutaro tidak bisa mendengar dengan jelas suara dari kaset. Dia hanya tahu bahwa orang-orang yang hadir disana terus berdiskusi, dan kalau boleh dibilang tampak berdebat dengan nada tinggi antara satu dengan yang lain.

Puutaro terus mendengarkan kaset, sambil membaca majalah yang tadi dibelinya di Family Mart.

"Tapi kita tidak akan bisa menang karena keadaan akhir-akhir ini sangat serius. Terutama serangan dari lawan-lawan kita amat gencar dan makin tidak terkendali."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun