Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Esai Foto] Virtual Tokyo

4 Agustus 2018   09:43 Diperbarui: 4 Agustus 2018   10:05 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang ada di dalam pikiran pembaca ketika membaca huruf "T.O.K.Y.O"?

Mungkin ada pembaca yang membayangkan tentang kota dengan banyak bangunan yang megah dan mewah. Lalu, mungkin ada juga pembaca yang membayangkan padatnya orang di setiap sudut jalan yang berlalu-lalang. Kemudian, ada juga pembaca yang membayangkan segalanya serba praktis dan mudah karena semua ditunjang oleh kemajuan teknologi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa mungkin ada juga pembaca yang tidak bisa membayangkan apapun.

Kenyataannya, Tokyo adalah megapolitan dengan populasi terpadat di dunia. Selain kepadatan penduduk karena banyak orang Jepang sendiri dari daerah lain seantero Jepang ber"migrasi", Tokyo juga banyak dihuni oleh pendatang dari berbagai belahan dunia lain dari berbagai macam ras. Itu juga yang menjadikan kehidupan di Tokyo sangat kompleks ditinjau dari berbagai segi.

Dalam tulisan ini saya ingin memberikan gambaran Tokyo yang "lain", dengan menyajikan foto yang pernah saya ambil dalam beberapa kesempatan. Melalui foto-foto ini saya ingin mengajak pembaca untuk membayangkan suatu "Tokyo" yang mungkin (tidak) pernah ada, dengan mengajak anda berkelana di 5 lokasi untuk menikmati "Tokyo" yang "Virtual".

1. Manusia Robot

( Dokumentasi Pribadi )
( Dokumentasi Pribadi )
"Real" Gundam merupakan pemandangan yang menarik dan menjadi magnet bagi para wisatawan untuk datang ke Odaiba. Foto yang saya sajikan disini adalah Gundam generasi pertama dengan nama RX-78-2 yang dipajang sampai bulan Maret tahun lalu. 

Tingginya hampir menyamai tinggi gedung dibelakangnya, sekitar 18 meter. Gundam ini sudah tidak ada sekarang, karena mulai akhir tahun lalu sudah digantikan degan generasi kedua dengan nama Gundam Unicorn yang lebih tinggi, yaitu sekitar 19,7 meter!

Kalau kita menyaksikan orang-orang yang datang dan melihat Gundam ini dari jauh, maka orang-orang itu bak "mainan" yang berukuran mini berkerumun disekelilingnya. 

Gundam adalah karakter yang diambil dari tokoh robot raksasa di serial animasi televisi (dan juga film animasi di bioskop) dengan judul yang sama. Gundam dalam animasi tersebut adalah robot yang dikendalikan oleh manusia dari kokpit yang letaknya dibagian dada Robot.

Sebenarnya, robot bukan sesuatu hal yang asing bagi Jepang. Karena mahalnya biaya tenaga manusia, saat ini hampir semua pekerjaan dilakukan oleh robot dengan berbagai macam wujud (tentunya banyak juga robot yang tidak berujud seperti robot Gundam atau robot yang biasa kita lihat dalam film, misalnya Terminator). 

Bahkan tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa manusia-manusianya sendiri pun sudah seperti robot. Diwaktu pagi "robot-robot" ini memenuhi stasiun kereta dan jalan-jalan di jantung kota Tokyo untuk pergi ke tempat kerjanya, dengan pandangan yang kosong dan setelan jas yang warnanya hampir mirip antara satu dan lainnya. 

Rutinitas yang dijalani pada jam yang sama disetiap hari, seperti pagi menyalakan komputer, mengatur jadwal pertemuan, makan siang, lalu tidur sejenak di meja kerja sebelum bekerja kembali setelah istirahat siang, dan kemudian pulang ke rumah masing-masing di sore harinya. 

Robot Gundam di Odaiba ini, bagi saya, menggambarkan realitas Jepang saat ini. Yaitu melambangkan bukan hanya robot sudah masuk ke dalam setiap dimensi kehidupan saja, namun (kehidupan) orang itu sendiri sudah menjadi seperti robot.

2. Alien in Tokyo

( Dokumentasi Pribadi )
( Dokumentasi Pribadi )
Tokyo Skytree merupakan icon baru di Tokyo. Bangunan ini sebenarnya adalah menara siaran televisi digital, yang menggantikan Tokyo Tower yang dahulunya berfungsi sebagai menara siaran televisi analog. Tingginya yang 634 meter bisa juga dilafalkan sebagai "Musashi" (Angka 6=Mu, 3=Sa, 4=Shi), yang mudah diingat bagi masyarakat Jepang dan dunia.

Ultraman adalah sosok fiksi hero, dimana wujudnya merupakan gabungan dari tubuh Hayata, dan tubuh Ultraman yang datang dari Nebula M78. Acara televisi Ultraman sudah mulai ditayangkan sejak tahun 1966 dan diproduksi oleh Tsuburaya Production. Ultraman tugasnya adalah menjaga bumi dari serangan berbagai makhluk dari planet lain.

Tokyo, dengan segala napas dan kehidupannya yang kompleks terasa seperti "planet lain" bagi saya. Saya merasa seperti dikelilingi oleh "alien". Sebaliknya, ada kemungkinan bagi orang Jepang melihat saya seperti "alien". Pastinya, butuh perjuangan yang tidak mudah bagi Ultraman untuk menghadapi alien yang ingin mengusik kehidupan manusia di bumi. 

Memang sulit untuk menjadi Ultraman karena harus sigap bertarung untuk mempertahankan kedamaian di bumi. Saya tidak pernah mempunyai pikiran untuk menjadi Ultraman, karena walaupun hidup sebagai alien di Tokyo, saya menikmatinya kok :)

Untuk catatan, saya memotret Tokyo Skytree ini kala masih dibangun (pembaca bisa melihat alat-alat berat masih menempel di bagian atasnya), dari Jukken-bashi (Jembatan Jukken) yang lokasinya berada di sebelah Timur. 

3. Terperangkap Ruang dan Waktu

( Dokumentasi Pribadi )
( Dokumentasi Pribadi )
Bisakah pembaca membayangkan bahwa di stasiun ini tiap hari ada sekitar ratusan orang yang lalu lalang?

Kereta merupakan transportasi utama yang digunakan orang baik ketika pergi untuk bekerja, sekolah, kuliah, pelesiran, bahkan untuk main ke tempat cem-cem'an. 

Alasannya, selain karena kita bisa menghemat waktu, juga ekonomis karena kita tidak usah memikirkan biaya perawatan atau biaya sewa parkir, seperti ketika kita menggunakan mobil/motor pribadi.

Saya memotret ini di hari Minggu, di stasiun yang memang selalu saya gunakan ketika pergi ke kantor dan pulang ke rumah. 

Kalau hari kerja, saking banyaknya orang yang menggunakan stasiun ini, susah untuk melangkah dengan keinginan kita sendiri karena di depan, belakang, kiri, kanan sudah "dikepung" oleh banyak orang. Kita harus mengikuti ritme jalan orang di sekeliling kita. 

Tidak ada ruang "bebas" bagi kita untuk bergerak. Begitu juga ketika sampai di kantor, kita di"ikat" oleh berbagai macam pekerjaan dan tentunya juga terkadang dikejar oleh waktu. 

Apa boleh buat, terperangkap oleh ruang dan waktu itu adalah bagian dari kehidupan masyarakat modern. Setidaknya di setiap hari kerja. 

Kalau hari Sabtu dan Minggu? Ya tentu saya berusaha untuk beristirahat dan rileks agar "terbebas" dari perangkap itu. 

4. Parallel World

( Dokumentasi Pribadi )
( Dokumentasi Pribadi )

Ginza adalah distrik bisnis dimana kita bisa menemukan toko dari brand terkenal di dunia seperti Chanel, Fendi, CK dan sebagainya. Nama Ginza sendiri zaman dahulu digunakan sebagai nama tempat untuk pembuatan mata uang dan pertukaran uang. Jadi memang ada hubungan antara nama "Ginza" dengan "bisnis", karena uang berhubungan dengan keduanya. 

Nama Ginza sendiri juga banyak digunakan di seluruh Jepang sebagai nama embel-embel untuk distrik bisnis di daerah yang bersangkutan. Di Tokyo saja, misalnya kita bisa menemukan nama seperti Yanaka-Ginza di daerah Nippori dan Togoshi-Ginza di Togoshi.

Uang memang mempunyai kekuatan magis yang membius, seperti yang pernah dinyanyikan oleh Nicky Astria, bahwa "uang bisa bikin orang senang bukan kepalang, namun uang bisa bikin orang mabuk kepayang."

Uang juga mungkin yang memaksa kita harus hidup di dua dunia, misalnya dunia kerja (kantor, usaha, dsb) dan dunia pribadi (keluarga). Keduanya tentu tidak bisa dicampurkan, namun keduanya sama-sama harus berjalan berdampingan sehingga antara keduanya mempunyai jalur yang sejajar (paralel). 

5. Night Sakura

( Dokumentasi Pribadi )
( Dokumentasi Pribadi )
Walaupun lahan tanahnya banyak didominasi oleh bangunan (gedung), namun Tokyo juga mempunyai banyak spot sakura yang menarik, misalnya di Chidorigafuchi, Shinjuku Gyoen, Showa Memorial Park dan sebagainya. 

Bunga Sakura, selain sangat indah untuk dilihat di siang hari, menikmati Sakura malam hari mempunyai sensasi yang tersendiri. 

Bunga sakura bagi masyarakat Jepang adalah kehidupan itu sendiri. Filosofinya, mekarnya bunga sakura melambangkan pertemuan atau kelahiran, dan gugurnya bunga sakura melambangkan perpisahan atau kematian. Perjalanan hidup manusia yang fana, memang identik dengan umur Sakura yang hanya sekejap. 

Warna bunga Sakura yang putih atau sedikit merah jambu memang tidak terlihat secara jelas di siang hari. Namun, warna putih dan merah jambu itu akan sangat kentara dan indah kalau dinikmati pada malam hari. 

Sakura akan tampak sangat "elegan dan anggun" dimalam hari. Sakura adalah simbol dan rasa dari sudut pandang orang Jepang tentang keindahan, seperti yang pernah ditulis oleh Nitobe Inazou dalam bukunya yang berjudul "Bushido".

---Selamat berakhir pekan---

Data Foto

1.Fujica (film: Superia 400)

2.Olympus Six Folding camera (film: Neopan)

3.Diana Pinhole (film: Kodak Portra 400 )

4.Sprocket Rocket (film: Superia 400, Lokasi:Ginza)

5.Olympus E3 (Lokasi:Rikugien)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun