Alasannya, selain karena kita bisa menghemat waktu, juga ekonomis karena kita tidak usah memikirkan biaya perawatan atau biaya sewa parkir, seperti ketika kita menggunakan mobil/motor pribadi.
Saya memotret ini di hari Minggu, di stasiun yang memang selalu saya gunakan ketika pergi ke kantor dan pulang ke rumah.Â
Kalau hari kerja, saking banyaknya orang yang menggunakan stasiun ini, susah untuk melangkah dengan keinginan kita sendiri karena di depan, belakang, kiri, kanan sudah "dikepung" oleh banyak orang. Kita harus mengikuti ritme jalan orang di sekeliling kita.Â
Tidak ada ruang "bebas" bagi kita untuk bergerak. Begitu juga ketika sampai di kantor, kita di"ikat" oleh berbagai macam pekerjaan dan tentunya juga terkadang dikejar oleh waktu.Â
Apa boleh buat, terperangkap oleh ruang dan waktu itu adalah bagian dari kehidupan masyarakat modern. Setidaknya di setiap hari kerja.Â
Kalau hari Sabtu dan Minggu? Ya tentu saya berusaha untuk beristirahat dan rileks agar "terbebas" dari perangkap itu.Â
4. Parallel World
Ginza adalah distrik bisnis dimana kita bisa menemukan toko dari brand terkenal di dunia seperti Chanel, Fendi, CK dan sebagainya. Nama Ginza sendiri zaman dahulu digunakan sebagai nama tempat untuk pembuatan mata uang dan pertukaran uang. Jadi memang ada hubungan antara nama "Ginza" dengan "bisnis", karena uang berhubungan dengan keduanya.Â
Nama Ginza sendiri juga banyak digunakan di seluruh Jepang sebagai nama embel-embel untuk distrik bisnis di daerah yang bersangkutan. Di Tokyo saja, misalnya kita bisa menemukan nama seperti Yanaka-Ginza di daerah Nippori dan Togoshi-Ginza di Togoshi.
Uang memang mempunyai kekuatan magis yang membius, seperti yang pernah dinyanyikan oleh Nicky Astria, bahwa "uang bisa bikin orang senang bukan kepalang, namun uang bisa bikin orang mabuk kepayang."