Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Napak Tilas Basho ke Yamadera, Perjalanan ke "Jagat Raya"

26 Mei 2018   08:35 Diperbarui: 26 Mei 2018   19:11 2331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oku-no-in (Dokumentasi Pribadi)

Tidak susah untuk mengunjungi Yamadera, karena untuk aksesnya kita bisa menggunakan kereta api. Stasiun terdekatnya bernama Yamadera juga, dan dari sini kita bisa berjalan kaki melewati sungai dan menikmati pemandangan alam, karena memang Yamadera letaknya jauh dari keramaian pusat kota. Kita bisa menemukan beberapa toko, dan juga warung yang menjual makanan sepanjang perjalanan dari stasiun. 

Sehingga kalau yang suka kuliner, bisa sambil mencicipi makanan khas daerah Yamagata seperti tama-konyaku (makanan dari tepung atau sari ubi yang kenyal) atau imoni (ubi yang direbus dengan daging dan sayuran).

Konponchuudou (Dokumentasi Pribadi)
Konponchuudou (Dokumentasi Pribadi)
Perjalanan di Yamadera dimulai dari pintu masuk gunung yang disebut touzanguchi. Di sini ada bangunan yang bernama Konponchuudo. Bangunannya mempunyai struktur atap yang disebut Irimoya-dzukuri, yang kerap kita jumpai pada bangunan kuil-kuil di Jepang. Yang membuat bangunan ini istimewa adalah, Konponchuudo di Yamadera merupakan bangunan tertua di Jepang yang dibuat dengan bahan kayu Buna (Fagus crenata). Karena itu bangunan ini ditetapkan sebagai salah satu dari National Treasure.

Di dalamnya, kita juga bisa melihat patung Yakushi Nyourai Zazou (Buddha duduk) yang dibuat oleh pendiri kuil dan Houto yang merupakan lentera yang (dibuat dan dijaga agar) tidak pernah padam sejak ratusan tahun yang lalu.

Kemudian berjalan beberapa meter dari Konponchuudo, ada toko kecil dan di situ tersedia beberapa bangku untuk tempat beristirahat. Karena banyak pohon yang besar, maka pengunjung tidak perlu takut kepanasan dan bisa makan camilan sambil beristirahat sebentar untuk mengisi tenaga sebelum naik ke puncak gunung. Saya juga beristirahat sebentar disini sambil membeli air mineral, untuk berjaga-jaga kalau nanti merasa haus dalam pendakian. 

Di dekatnya kita bisa menemukan patung Matsuo Basho dan prasasti batu dengan pahatan Haiku seperti yang saya tulis pada paragraf di atas.

Pemandangan ke bawah dengan Noukyoudou di kanan atas (Dokumentasi Pribadi)
Pemandangan ke bawah dengan Noukyoudou di kanan atas (Dokumentasi Pribadi)
Pendakian yang sebenarnya bermula dari gerbang Yamadera yang disebut san-mon. Di sini kita membayar biaya masuk sebesar 300 yen untuk naik ke atas gunung. Setelah melalui san-mon, tangga yang memanjang ke atas sudah menanti. Yamadera merupakan gunung cadas, dan dalam pendakian kita bisa menemukan banyak batu yang besar di sisi kiri dan kanan jalan yang kita lalui. 

Sebenarnya tidak semua jalan pendakian ke atas melalui tangga buatan, karena di beberapa tempat kita juga menemukan batu-batu yang memang sudah ada secara alami dan bisa kita gunakan untuk pijakan jalan. Karena ada lebih dari 30 buah kuil kecil yang terpisah, maka di beberapa tempat kita juga bisa berjalan menyamping menyusuri gunung untuk melihat beberapa dari kuil itu.

Kuil kecil di dalam lubang (Dokumentasi Pribadi)
Kuil kecil di dalam lubang (Dokumentasi Pribadi)
Tentu tidak semua kuil bisa kita kunjungi sekarang, karena ada beberapa yang lokasinya amat sangat sulit dicapai oleh orang "biasa." Beberapa dari kuil kecil ini ada dalam galian lubang di badan gunung, bahkan ada juga beberapa yang bertengger di tempat curam. Hal ini adalah biasa, karena memang Yamadera dahulunya digunakan sebagai tempat untuk penggemblengan orang-orang yang ingin menjadi obousan (biksu).

Sehingga mereka harus berjuang supaya lolos ujian dengan berjalan ke kuil-kuil yang letaknya amat susah dijangkau itu. Saat ini beberapa dari kuil ditutup untuk kunjungan, karena lokasinya berbahaya, terlebih beberapa juga sudah menelan korban karena jatuh di masa lalu.

Kira-kira di pertengahan jalan, kita bisa menemukan batu besar yang tingginya 4.6 meter yang disebut Midabora, yang bentuknya dikatakan mirip Amidanyourai (Buddha). Di sini banyak diukir nama orang yang telah meninggal, karena menurut kepercayaan setempat, arwah orang yang sudah meninggal akan kembali ke Yamadera.

Godaidou (Dokumentasi Pribadi)
Godaidou (Dokumentasi Pribadi)
Sebelum mencapai puncak gunung, ada tempat favorit yang saya suka di Yamadera yaitu bangunan yang bernama Godaidou. Dari sini kita bisa melihat pemandangan panorama keadaan sekeliling Yamadera.

Rasa penat karena naik ratusan tangga hilang dengan sekejap karena terbayar dengan pemandangan indah yang bisa kita saksikan. Bangunan Godaidou ini semua terbuat dari kayu (termasuk juga semua bangunan lainnya), dan letaknya menjorok ke depan. Walaupun dari kayu, hebatnya bangunan ini masih berdiri kokoh semenjak ratusan tahun yang lalu.

Di sebelahnya ada Kaisandou, yang di dalamnya ada patung kayu dari En-nin, Biksu yang membuka Yamadera. Di depan patungnya ditaruh dupa setiap pagi dan sore, dan masih dilakukan sampai sekarang.

Di halaman Kaisando ada Noukyoudou, yang merupakan bangunan tertua di Yamadera, yang digunakan untuk tempat menyimpan O-kyou (sutra). Warna merah Noukyoudou yang mencolok menjadikannya sebagai salah satu objek fotografi yang tidak bisa dilewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun