Tidak susah untuk mengunjungi Yamadera, karena untuk aksesnya kita bisa menggunakan kereta api. Stasiun terdekatnya bernama Yamadera juga, dan dari sini kita bisa berjalan kaki melewati sungai dan menikmati pemandangan alam, karena memang Yamadera letaknya jauh dari keramaian pusat kota. Kita bisa menemukan beberapa toko, dan juga warung yang menjual makanan sepanjang perjalanan dari stasiun.Â
Sehingga kalau yang suka kuliner, bisa sambil mencicipi makanan khas daerah Yamagata seperti tama-konyaku (makanan dari tepung atau sari ubi yang kenyal) atau imoni (ubi yang direbus dengan daging dan sayuran).
Di dalamnya, kita juga bisa melihat patung Yakushi Nyourai Zazou (Buddha duduk) yang dibuat oleh pendiri kuil dan Houto yang merupakan lentera yang (dibuat dan dijaga agar) tidak pernah padam sejak ratusan tahun yang lalu.
Kemudian berjalan beberapa meter dari Konponchuudo, ada toko kecil dan di situ tersedia beberapa bangku untuk tempat beristirahat. Karena banyak pohon yang besar, maka pengunjung tidak perlu takut kepanasan dan bisa makan camilan sambil beristirahat sebentar untuk mengisi tenaga sebelum naik ke puncak gunung. Saya juga beristirahat sebentar disini sambil membeli air mineral, untuk berjaga-jaga kalau nanti merasa haus dalam pendakian.Â
Di dekatnya kita bisa menemukan patung Matsuo Basho dan prasasti batu dengan pahatan Haiku seperti yang saya tulis pada paragraf di atas.
Sebenarnya tidak semua jalan pendakian ke atas melalui tangga buatan, karena di beberapa tempat kita juga menemukan batu-batu yang memang sudah ada secara alami dan bisa kita gunakan untuk pijakan jalan. Karena ada lebih dari 30 buah kuil kecil yang terpisah, maka di beberapa tempat kita juga bisa berjalan menyamping menyusuri gunung untuk melihat beberapa dari kuil itu.
Sehingga mereka harus berjuang supaya lolos ujian dengan berjalan ke kuil-kuil yang letaknya amat susah dijangkau itu. Saat ini beberapa dari kuil ditutup untuk kunjungan, karena lokasinya berbahaya, terlebih beberapa juga sudah menelan korban karena jatuh di masa lalu.
Kira-kira di pertengahan jalan, kita bisa menemukan batu besar yang tingginya 4.6 meter yang disebut Midabora, yang bentuknya dikatakan mirip Amidanyourai (Buddha). Di sini banyak diukir nama orang yang telah meninggal, karena menurut kepercayaan setempat, arwah orang yang sudah meninggal akan kembali ke Yamadera.
Rasa penat karena naik ratusan tangga hilang dengan sekejap karena terbayar dengan pemandangan indah yang bisa kita saksikan. Bangunan Godaidou ini semua terbuat dari kayu (termasuk juga semua bangunan lainnya), dan letaknya menjorok ke depan. Walaupun dari kayu, hebatnya bangunan ini masih berdiri kokoh semenjak ratusan tahun yang lalu.
Di sebelahnya ada Kaisandou, yang di dalamnya ada patung kayu dari En-nin, Biksu yang membuka Yamadera. Di depan patungnya ditaruh dupa setiap pagi dan sore, dan masih dilakukan sampai sekarang.
Di halaman Kaisando ada Noukyoudou, yang merupakan bangunan tertua di Yamadera, yang digunakan untuk tempat menyimpan O-kyou (sutra). Warna merah Noukyoudou yang mencolok menjadikannya sebagai salah satu objek fotografi yang tidak bisa dilewatkan.