Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Smartphone", Bencana atau Berkah?

13 Mei 2018   07:50 Diperbarui: 13 Mei 2018   08:13 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau pembaca ditanya apa itu smartphone, tentu jawabannya bisa bermacam-macam.

Mungkin ada yang menjawab "telepon pintar." Lalu jawaban "komputer kecil" juga mungkin kita dengar, karena walaupun bentuknya yang kecil dan relatif lebih mudah dibawa kemana-mana, namun kemampuannya menyerupai komputer. Bahkan tidak tertutup kemungkinan jawaban yang unik seperti "teman dalam suka dan duka." Atau bahkan ada yang menjawab sebagai "alat kepo atau alat rumpi."

Terlepas dari berbagai macam jawaban yang bisa kita dengar, kalau kita coba telusuri di internet, ternyata tentang kapan dan siapa yang pertama kali menggunakan kata "smartphone" pun terdapat beberapa versi cerita.

Smartphone secara teknis adalah gabungan dari (dua) gawai yang berbeda fungsi yang sudah ada sebelumnya, yaitu gawai yang dipakai (berfungsi) untuk mengatur jadwal, akses internet, mencatat (memo) yang biasa disebut Personal Digital Assistance (PDA) dan telepon genggam yang fungsinya sebagai alat untuk komunikasi (melalui suara).  

Pada tahun 1994, IBM merilis gawai yang bernama Simon, yang menyatukan 2 fungsi diatas, yaitu fungsi PDA dan fungsi telepon genggam dengan interface layar sentuh (touchscreen) yang masih menggunakan stylus (pulpen untuk menyentuh layar). Simon inilah kemudian dikatakan sebagai acuan dari smartphone yang kita kenal sekarang.

Sehingga setelah kemunculan Simon, beberapa produsen kemudian berlomba-lomba juga untuk membuat produk unggulan dengan konsep yang mirip. Misalnya Nokia dengan produk Communicatornya, atau Blackberry yang sempat booming juga di Indonesia dengan berbagai macam produknya . Lalu tidak ketinggalan beberapa produsen Jepang seperti Sharp yang merilis produk W-Zero3 yang berbasis sistem operasi Windows Phone.

Titik puncak dari produksi gawai yang berbasis Simon---yang kemudian bisa dikatakan sebagai revolusi gawai---adalah produk iPhone, yang dirilis oleh Apple pada musim panas tahun 2007. Selain memiliki konsep dasar dari Simon, Apple berani melakukan inovasi dengan meniadakan stylus, sehingga pengguna bisa langsung mengakses (mengoperasikan) layar sentuh pada iPhone langsung dengan jari tangan. 

Sekarang orang sudah terbiasa mengoperasikan gawai langsung dengan jari tangan. Namun saat itu, inovasi Apple dengan meniadakan stylus sangat tidak populer, dan bahkan jadi bahan ejekan. Masyarakat tidak mengira bahwa sentuhan jari langsung ke layar sentuh beberapa tahun kemudian akan menjadi interface standar dari smartphone.

Sebenarnya, inovasi pada iPhone (termasuk menghilangkan stylus) bukan sesuatu yang aneh karena kalau kita mencermati apa yang dikatakan oleh Steve Jobs dalam presentasinya saat merilis iPhone, bahwa 2 keunggulan yang diusung oleh iPhone adalah "easy to use" dan "smart". Dan memang wujud dari 2 keunggulan itu bisa kita temukan pada iPhone.

Apple memang bukan yang pertama menggunakan istilah "smartphone". Namun setelah peluncuran iPhone, seperti yang sudah kita ketahui bersama, "smartphone" menjadi istilah yang sering digunakan untuk gawai yang mempunyai berbagai kemampuan (smart), namun mudah untuk digunakan (easy to use).

Kemudian android, yang kita tahu adalah pesaing dari iOS---sistem operasi iPhone---telat satu tahun dari Apple, meluncurkan produk smartphone-nya pertama kali pada tahun 2008.  Saat ini, iOS dan android merupakan dua sistem operasi utama yang bermain dan digunakan pada produk smartphone yang beredar di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun