Hanya ada satu meja dan beberapa kursi kayu tua di dalam gedung. Ada juga panel yang berisi keterangan tentang daerah Panmunjom. Selain itu, tidak ada hiasan yang berarti, baik yang menempel di dinding ataupun yang dipajang disana. Karena gedung ini terletak persis diatas garis demarkasi, maka disini kita juga bisa masuk ke daerah Korut.Â
Jadi saya juga sudah bisa dicatat sebagai orang Indonesia yang pernah menginjakkan kaki di Korut. Garis demarkasi, yang fenomenal dan dilangkahi oleh Kim Jong-un untuk bertemu dengan Moon Jai-in juga bisa kita lihat dari dekat.
Ada beberapa daerah lagi yang bisa dikunjungi karena termasuk dalam satu paket tur ke Panmunjom yang saya ikuti, yaitu mampir di Imjingang, yang merupakan stasiun kereta api (di Korsel) yang jalurnya terdekat ke daerah Korut. Disitu dipajang lokomotif kereta yang rusak akibat Perang Korea. Di sini juga ada Bridge of Freedom, yang pintu masuknya ditutup.Â
Kita bisa melihat pita warna-warni yang dipasang di pagar besi oleh warga Korsel yang berharap bisa bertemu dengan sanak saudaranya di Korut (karena mereka terpisah semenjak perang terjadi) suatu saat nanti. Berhubung warga Korsel sendiri dan beberapa orang dengan paspor negara tertentu tidak diperbolehkan untuk masuk di area Panmunjom (JSA), maka daerah Imjingang ini agak ramai oleh wisatawan karena merupakan daerah terdekat ke Korut yang bisa mereka kunjungi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H