Kami kemudian di "ceramahi" lagi dengan peraturan yang harus ditaati selama berkunjung, misalnya tidak boleh mengambil foto kecuali sudah diperintahkan, tidak boleh mengeluarkan benda (apapun itu) dari dalam baju maupun kantong celana, harus berjalan berjejer 2 baris, tidak boleh bercakap-cakap yang isinya menjelek-jelekkan Korut, tidak boleh melakukan gerakan secara tiba-tiba dan lainnya. Pokoknya, ada banyak aturan lagi, yang saya sudah agak lupa.
Secara "terpaksa" kemudian saya (kita) menandatanganinya, karena kalau tidak ya uang yang telah kita bayarkan untuk ikutan tur (yang tidak murah juga) tentunya akan menjadi sia-sia. Di sini kita juga diberikan kartu tanda "tamu" yang harus dipasang selama berada di area ini, karena status kita disana adalah sebagai tamu dari tentara PBB.
Di sekitar garis demarkasi di area JSA, tentara dari masing-masing negara terlihat sigap sambil memandang lurus satu sama lain. Tentara Korsel yang berdiri dekat dengan garis demarkasi bahkan tidak bergerak sedikitpun. Yang menarik, ada dua prajurit Korsel yang menyembunyikan setengah badannya di gedung bercat biru yang dibangun diatas garis demarkasi.
Sampai disini kemudian kita dibawa ke gedung utama dan ada penayangan sejarah Panmunjom selama 30 menit. Setelah itu ada penjelasan lagi tentang apa yang tidak boleh dilakukan selama kita di sana. Kemudian tibalah saatnya kita keluar dan kita diharuskan berjalan dengan membentuk dua barisan (seperti yang bisa kita lihat di foto pada awal tulisan).
Di luar kita bisa langsung melihat 3 gedung biru, yang dibangun diatas garis demarkasi. Tentara Korsel terlihat bersiaga disana. Jauh di depannya di seberang daerah demarkasi di area Korut, terlihat gedung megah dengan tiga lantai yang disebut gedung Panmungak Hall. Ada beberapa tentara Korut yang terlihat juga disana. Kemudian, kita naik ke anjungan yang agak tinggi dilantai atas gedung. Dari sini kita bisa melihat garis demarkasi, dan juga pemandangan Korut, dimana banyak bukitnya yang kelihatan agak tandus.
Orang-orang juga terlihat sangat tegang, karena mereka tidak bebas untuk melakukan gerak-gerik karena memang sudah diperingatkan untuk tidak berperilaku yang bisa mengundang kecurigaan tentara Korut di seberang. Saat pemandu mempersilakan peserta tur untuk mengambil foto, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu (dengan menggunakan smartphone). Â
Setelah itu kami masuk ke gedung biru yang berada persis ditengah garis demarkasi. Waktu kunjungan di situ dibatasi hanya kurang lebih 5 sampai 10 menit. Di tempat ini dahulu diadakan perundingan antara Korut dan Korsel. Suasana di dalam juga tegang, karena tentara Korut terkadang melihat suasana kedalam gedung dari lokasi mereka. Kita juga sudah diingatkan untuk tidak berbicara dengan tentara Korut yang "mengintai" itu, atau melakukan gerakan apapun terhadap mereka.