Untuk lebih mempertegas tugasnya, pemerintah juga membentuk Komisi Perlindungan anak (KPAI) tahun 2002. Namun, selang hampir tiga dekade kemudian, anak-anak Indonesia justru terjerumus 'lubang' kekerasan.
Tidak lah berlebihan jika pada peringatan Hari Anak Nasional kali ini disebut bahwa situasi anak Indonesia masih belum terbebas dari kondisi darurat kekerasan.
Berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia (Komnas Anak), jumlah kekerasan terhadap anak di tengah kehidupan masyarakat terus meningkat.
Sebanyak 52-58 persen pengaduan yang diterima didominasi kasus kekerasan seksual. Selebihnya sekitar 48 persen merupakan kasus kekerasan dalam bentuk lain seperti penganiayaan, penculikan, dan eksploitasi anak. Sebagian besar kasus kekerasan dilakukan oleh orang terdekat.Â
Hari Anak Nasional 2019
Terlebih perkembangan anak zaman sekarang tidak seperti dulu. Generasi anak-anak sekarang sering disebut pula generasi milineal yakni generasi yang akrab dengan teknologi. kehadiran memang menghadirkan kemudahan bagi anak namun nasionalisme, akhlak, maupun prestasi harus semakin meningkat.
Hal sedana juga diutara oleh Menteri PPPA Yohana Yambise bahwa tujuan hari anak tahun ini merupakan untuk satu misi jangka panjang yang ingin dicapai oleh KPPPA dan pemerintah secara umum, yakni Indonesia Layak Anak Tahun 2030.
"Mari berikan yang terbaik bagi 80 juta anak Indonesia. Mereka adalah generasi penerus bangsa kita ke depan. Mari wujudkan Indonesia layak anak tahun 2030, menuju Indonesia emas tahun 2045," kata Yohana.
Dari pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa peringatan hari anak nasional tahun ini harus didukung oleh semua pihak termasuk orang tua untuk mengayomi dan memberi arahan kepada putra-putrinya sebagai generasi penerus bangsa supaya berguna kelak.
Perlu adanya perubahan paradigma pola pengasuhan dalam keluarga yang otoriter menjadi pola pengasuhan yang menekankan pada dialog partisipatif. Pola pengasuhan ini mementingkan adanya keterbukaan dan menjadikan keluarga sebagai guru utama bagi anak.