Mohon tunggu...
Syukri M Nur
Syukri M Nur Mohon Tunggu... Dosen - Peminat Masalah Energi Terbarukan dan Pendidikan Tinggi, serta lingkungan hidup

Salam Nusantara ! Mengabdi untuk negeri ? Saya menempuh melalui dunia swasta. Menjadi konsultan bagi pengusaha yang berminat membangun unit usaha di energi terbarukan terutama berbasis pada bahan baku biomassa, energi angin, dan surya. Pengabdian sosial digalang melalui kegiatan pendirian PAUD Insan Mandiri, dan membimbing anak-anak muda untuk berusaha, bahkan kalangan guru untuk mampu menulis artikel ilmiah. Laman di www.syukrimnur.academia.edu merupakan sarana berbagai untuk informasi energi terbarukan dan bioenergi, anda juga dapat melihat biodata saya. Salam Keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenapa Hanya Transisi Energi Jika Kita (Indonesia) Mampu ke Bioekonomi?

13 November 2021   20:27 Diperbarui: 13 November 2021   20:42 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak masalah jika Pusat Penelitian Biomassa Jerman ini hanya mengenal penulis melalui email. Mendapat perhatian mereka karena berbekal sebuah artikel ilmiah sederhana tentang sistem bioenergi (Nur et al., 2020) dan proposal riset. Artikel ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode tinjauan pustaka biasa namun dikaji bersama kolega dosen di Universitas Darma Persada, Jakarta. 

Boleh jadi jejak digital dan proposal riset ini yang berisi ide riset lanjutan sistem bioenergi yang mampu menggugah hati mereka. Dibalik ketidakpedulian penulis, namun ada secercah harapan dari lembaga penelitian terbesar di bidang bioenergi di Eropa ini yang akan sampaikan ke BRIN untuk diwujudkan yaitu ".....kami menganggap penelitiannya sangat penting untuk penerapan sumber energi ramah iklim dan pengembangan konsep bioenergi holistik di Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek", kalimat yang tercantum dan ditantangani oleh dua direktur lembaga tersebut.     

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Jika saja pengalaman pribadi ini dapat perbesar menjadi riset bersama antar lembaga dari dua negara yaitu Jerman dan Indonesia dalam bidang sistem bioenergi berkelanjutan, maka upaya mendapatkan pemahaman tentang pendekatan bioekonomi dan penerapannya akan lebih cepat dan tepat. 

Rancangan materi riset bioekonomi akan lebih lengkap dan holistik jika menggunakan paradigma sistem bioenergi berkelanjutan yang dibangun oleh empat subsistem: subsistem regulasi dan kebijakan; subsistem rantai pasokan-teknologi dan produk; subsistem manajemen; dan subsistem infrastruktur wilayah. Paradigma ini dapat digandengkan dengan pilar ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan mencapai konsep pembangunan berkelanjutan.

Indonesia mampu mencari dan menerima manfaat penting kerjasama riset dengan Jerman dalam alih teknologi konversi biomassa tanpa mengalokasikan waktu lama dan biaya yang besar. Skala kesiapan teknologi tidak lagi berada pada level 1 namun sudah pada level 10 untuk industri sehingga tak akan meragukan pengusaha untuk terlibat menanamkan modalnya. Semoga pemikiran singkat ini bermakna.   

References

Birner, R. (2018). Bioeconomy Concepts. In I. Lewandowski (Ed.), Bioeconomy (pp. 17--38). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-68152-8_3

Columbus, F. (2021). An introduction to the circular economy. Economic issues, problems and perspectives. Nova Science Publishers.

Nur, S. M., Ariati, R., Yandri, E., Adiatmojo, G. D., & Abdullah, K. (2020). Redesigning a sustainable bioenergy system using a multi-platform application. Journal of Physics: Conference Series, 1469, 12094. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1469/1/012094

Pietzsch, J. (2020). Bioeconomy for beginners. Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-662-60390-1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun