Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tertawa

19 Oktober 2017   16:51 Diperbarui: 19 Oktober 2017   17:04 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bel istirahat seluruh siswa keluar kelas, berhamburan pergi ke kantin " El kapan kita mau bahas acara perpisahan ?" tanya Feni ke Eli, kelompok hits yang disegani beberapa anak culun yang gak punya kelompok rumpi. Mereka adalah Eli, Feni, Irma, Ikha, dan Nia kelimanya sama-sama hits karna punya kelebihan masing-masing. Eli yang cerdas, Feni yang cantik, Irma yang super kaya, Ikha yang selalu berprestasi dibidang olahraga, dan Nia yang super centil dan gak segan-segan buat nglabrak anak-anak yang dianggapnya menganggu. 

Setidaknya kelompok itu tidak hanya bikin onar tapi juga memberi prestasi bagi sekolah. Meski Nia dikenal kasar dan jahat, ia termasuk penari yang handal dan beberapa kali mewakili sekolah ikut lomba. Setiap anak punya kekurangan dan kelebihan masing-masing.

"emm..udah aku pikirin jadwal lanjutan kok tenang ajah semua pasti bakal beres,". Jawab Eli dengan bijak "pasti beres tapi masalah waktu, kita harus mempersiapkan semuanya biar nanti gak ribet diakhir, kita juga harus cepet-cepet nyeleksi siapa aja yang bakal tampil, kalau cuma diserahin ke panitia acara pasti bakal molor".."bener sih kata Feni, kita juga harus ikut ngatur semuanya biar aman terkendali" sahut Nia. "oke sepulang belajar kelompok, kita diskusiin ajah",,"yap keputusan yang tepat dari Eli". 

Hendak berdiri dari tempat duduk, tiba-tiba segelas air es menumpahi bajunya, "ah..maaf kak..maaf banget gak sengaja, sumpah maaf kak?!" adek kelas jarak dua tahun tidak sengaja menabrak dan menumpahkan air ke badan Eli. "maaf..? lantas bajuku bisa bersih dengan kata maaf ?". Anak-anak dikantin menatap kearah Eli dan adik kelas. Kelompok lain mulai berbisik "wah dia bakal kena masalah".. "anak itu pasti nyesel banget" bisikan-bisikan terdengar menanggapi kejadian tersebut. "ya ampun kak saya bener gak sengaja,, maaf banget ? saya beliin tisu deh buat bersihin".. si adik kelas berlari membeli tisu dan berusaha membersihkan baju Eli. Serasa sudah cukup Eli menampis tangan si adik kelas dan berlalu pergi.

Sudah jadi hal biasa melihat sikap dingin Eli , setiap anak sudah paham sikap Eli, lebih baik tidak berinteraksi sama sekali daripada dipermalukan. Eli adalah orang pemilih dalam hal berteman, ia tak suka kehadiran orang baru dan tak suka jika mendapat saingan. Tapi bukan berarti kelompok Eli menjadi satu-satunya kelompok hits yang ada disekolah ada beberapa kelompok lain yang tak kalah hits namun kalah dalam bidang akademik, adanya kelompok lain tidak diperdulikan Eli, asal tidak mengusik kehidupannya.

Eli memasuki ruang kelas, dengan wajah masam, sudah pasti dia sebel abis sama kejadian yang baru menimpanya. "udahlah..nanti kita kasih pelajaran aja ke adik kelas ceroboh itu..!!" kata Nia, yang tak sabar ingin membalas si adik kelas. "biarinlah dia juga gak sengaja dan udah minta maaf..gak terlalu aku pikirin, sikapku juga pasti akan bikin dia lebih hat-hati". Jawab Eli , "iya sih lagian dia masih kelas satu pasti belum tahu soal kita, kali ini biarain ajah",sahut Irma, meredam suasana.

Sepulang sekolah lima anak berjalan bersama, melewati lorong sekolah belum sampai ujung lorong mereka berpapasan dengan adik kelas yang menumpahkan air ke Eli. Tanpa rasa bersalah dan seoalah sebelumnya tak terjadi apa-apa, si adik kelas berjalan melalui Eli dan kawan-kawan dengan wajah ceria sambil cekakak-cekikik, Eli menghentikan langkahnya dan menoleh ke ke arah  adik kelas itu, namun si adik kelas tidak perduli. 'waah.... siapa dia jelas-jelas dia melihat kita tapi gayanya seoalah gak terjadi apa-apa saat dikantin, bener-bener nih anak cari masalah", Nia ngomel-ngomel sambil melototi si adik kelas. "Bodo amat, kita gak punya waktu buat dia..udah El gak usah peduliin tingkahnya, yuk pulang", sahut Irma.

Tiga hari lagi acara perpisahan, semua list penampilan sudah siap, Eli mengecek siapa saja yang akan tampil dan melihat durasi waktu. Semuanya sudah beres, Eli beralih ke pekerjaan yang lain, mengecek list perlengkapan untuk para penampil. Sore hari di sekolah siswa-siswi yang terlibat dalam acara perpisahan akhir tahun berkumpul, membicarakan kesiapan mereka dan melakukan latihan. Terdengar seruan tepuk tangan dari perkumpulan kecil yang mengundang perhatian. 

Eli datang menengok ingin tahu "waahh.... Bela ! suaramu bagus banget, cantik lagi !".. "iyaa belum ada suara kayak kamu nih".. "cantiknya juga belum ada saingannya!!"..sorakan para cowok memuji seseorang. Eli melebarkan matanya, ternyata si cewe yang di kantin. Eli lalu pergi dan mengecek kembali list penampilan. Bela namanya, jago nyanyi dan juga cantik, tampil paling banyak. "Sebelumnya aku tidak memperhatikannya, tapi siapa dia?"Eli bergumam.

Duduk melingkar, dan membahas persiapan, "semua harus sudah siap, setiap tahun acara selalu berjalan dengan lancar dan meriah, jangan sampai tahun ini ada kesalahan dan membuat nama kita menjadi buruk" Eli memberikan wejangan, saat jeda bicaranya agak panjang siswi mengangkat tangannya dan mulai berbicara "setiap tahun acara selalu berjalan lancar, tapi itu tidak menjamin keberhasilan acara tahun ini, jujur saja aku ragu dengan ketua yang sedang menjabat, mungkin ini akan menjadi kendala"Bela mengungkapkan kebertannya pada ketua yang tidak lain adalah Eli.

Semuanya bengong dan terdiam, "maksudnya adalah jika ketuanya saja tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, bagaimana suatu acara bisa berjalan dengan lancar?, berapa kali kalian mendapat perlakuan buruk oleh ketua? dan apakah si ketua mengenal dengan baik setiap anggota panitianya juga orang-orang yang akan tampil di acara itu ?" Bela melanjutkan kata-katanya. 

Eli menatapnya dengan wajah datar tanpa berkedip, teman-teman Eli yang melotot tidak karuan. "Saya memang juniornya tapi saya juga punya hak untuk protes atau mengkritik sang ketua bukan? Si ketua bersikap kasar dan acuh tak acuh, melakukan semua pekerjaan dengan sesukanya seakan dia bisa menyelesaikannya sendiri, dan menunjukkan bahwa dia adalah jagoan. Saya tidak setuju dengan ketua yang bersikap seperti itu." Bela masih mengungkapkan perasaannya dengan penuh keyakinan. 

Dari arah lain terdengar suara siswa yang menimpali "jadi mau mu apa Bel ? kita ganti katua? Mana mungkin? Sedangkan acara tinggal tiga hari lagi, semua sudah siap, dan tinggal pelaksaan, kenapa tiba-tiba menunjukkan protes?". Bela kembali angkat bicara "bukan begitu, saya hanya khawatir dengan kelancaran acaranya saja, jadi kita bisa mempersiapkan solusi bila sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Ketua yang arogan dan tidak bisa memafkan kesalahan orang seharusnya tidak menjadi ketua!".

Semua anak bergumam dan berbisik, ada yang membenarkan Bela ada juga yang menganggap Bela hanya iri dengan Eli. Suasana mulai ribut dan tidak kondusif, Nila melakukan gerakan ia hendak berdiri, namun Eli memeganginya, dan mengangkat tangan agar perhatian tertuju padanya, Eli mulai menjawab "seluruh anggota disini sangat banyak,  dan melibatkan anak-anak dari berbagai kalangan, hanya karena aku bersikap acuh, tidak mungkin mereka segan untuk menegurku, anggota disini sudah dipilih dengan kriterianya masing-masing dengan kelebihan dan prestasinya masing-masing, jadi tidak ada yang lebih berkuasa disini, ketua hanya nama jabatan untuk memetakan tugasnya. 

Berapa anak yang mendapat perlakuan buruk dariku ? tapi berapa anak pula yang medukung dan menjadikan ku sebagai ketua? tidak mungkin aku menjadi ketua tanpa adanya dukungan mereka. Jika orang yang mempunyai dendam memiliki kelebihan, maka kelebihan itu akan ia jadikan sebagai senjata untuk membalas dendam, siapa yang bersikap kasar dan siapa yang tidak memafkan ? panitia ini terbentuk sudah berbulan-bulan lamanya, tiba-tiba datang protes dari seseorang, itu sangat di maklumi kejadian di kantin mungkin membuatnya dendam setengah mati, tapi bukan seperti ini cara membalasnya"

Suasanan kembali ramai, semua anggota berbicara "oohh jadi elo Bel yang di omongin anak-anak di kantin?" "owalah dendam si dendam tapi belesnya yang elegan dong!!".. "waduh masalah dendam sama iri nih".. "protes yang gak masuk akal".. "harusnya lu ngomong dari awal biar gak ketara syirik!" .. "haha..haha..haha yang terbaik emang gak bisa dikalahin".. "hadehh ngakak gua ternyata karena dendam kirain pake argumen yang bisa dipertanggung jawabkan".. "laahhh.. udahlah Bel, jangan dendam itu malah gak baik buat lo, Eli emang sikpanya kayak begitu" .. "ita Bel, kita segan sama dia, emang karena dia yang terbaik, kalo kita minta tolong juga gak bakal di tolak, tapi kalo kita ganggu dia, baru deh kita kena semprot"..Bela tertunduk malu dan marah, dia tidak bisa bergerak ataupun bicara, semuanya menertawakan aksinya.

"Aku minta maaf jika sebagai ketua aku tidak mempunyai pribadi yang lembut, tapi aku selalu berusaha untuk yang terbaik, sedikit ada benarnya tahun ini kita mendapat masalah, karena ketuanya, seharusnya sebagai ketua aku lebih selektif memilih anggota, jadi gak akan ada anggota yang membuat keributan begini, tapi sebagai ketua yang adil, aku tidak salah pilih karena tetap saja setiap anggota harus memiliki kelebihan. Jadi tidak usah di bahas lagi dan jadikan ini sebagai pembelajaran bagi kita semua, semangat untuk acara kita !!!"pungkas Eli mengakhiri masalah yang semapt terjadi. Dunia tertawa melihat kelakuan para remaja yang memiliki kelebihannya masing-masing. Tapi ini semua bagian dari hidup, sekonyol apapun masalah yang remaja hadapi, itu akan menjadi kenangannya sampai tua nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun