Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tertawa

19 Oktober 2017   16:51 Diperbarui: 19 Oktober 2017   17:04 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Eli menatapnya dengan wajah datar tanpa berkedip, teman-teman Eli yang melotot tidak karuan. "Saya memang juniornya tapi saya juga punya hak untuk protes atau mengkritik sang ketua bukan? Si ketua bersikap kasar dan acuh tak acuh, melakukan semua pekerjaan dengan sesukanya seakan dia bisa menyelesaikannya sendiri, dan menunjukkan bahwa dia adalah jagoan. Saya tidak setuju dengan ketua yang bersikap seperti itu." Bela masih mengungkapkan perasaannya dengan penuh keyakinan. 

Dari arah lain terdengar suara siswa yang menimpali "jadi mau mu apa Bel ? kita ganti katua? Mana mungkin? Sedangkan acara tinggal tiga hari lagi, semua sudah siap, dan tinggal pelaksaan, kenapa tiba-tiba menunjukkan protes?". Bela kembali angkat bicara "bukan begitu, saya hanya khawatir dengan kelancaran acaranya saja, jadi kita bisa mempersiapkan solusi bila sesuatu yang tidak di inginkan terjadi. Ketua yang arogan dan tidak bisa memafkan kesalahan orang seharusnya tidak menjadi ketua!".

Semua anak bergumam dan berbisik, ada yang membenarkan Bela ada juga yang menganggap Bela hanya iri dengan Eli. Suasana mulai ribut dan tidak kondusif, Nila melakukan gerakan ia hendak berdiri, namun Eli memeganginya, dan mengangkat tangan agar perhatian tertuju padanya, Eli mulai menjawab "seluruh anggota disini sangat banyak,  dan melibatkan anak-anak dari berbagai kalangan, hanya karena aku bersikap acuh, tidak mungkin mereka segan untuk menegurku, anggota disini sudah dipilih dengan kriterianya masing-masing dengan kelebihan dan prestasinya masing-masing, jadi tidak ada yang lebih berkuasa disini, ketua hanya nama jabatan untuk memetakan tugasnya. 

Berapa anak yang mendapat perlakuan buruk dariku ? tapi berapa anak pula yang medukung dan menjadikan ku sebagai ketua? tidak mungkin aku menjadi ketua tanpa adanya dukungan mereka. Jika orang yang mempunyai dendam memiliki kelebihan, maka kelebihan itu akan ia jadikan sebagai senjata untuk membalas dendam, siapa yang bersikap kasar dan siapa yang tidak memafkan ? panitia ini terbentuk sudah berbulan-bulan lamanya, tiba-tiba datang protes dari seseorang, itu sangat di maklumi kejadian di kantin mungkin membuatnya dendam setengah mati, tapi bukan seperti ini cara membalasnya"

Suasanan kembali ramai, semua anggota berbicara "oohh jadi elo Bel yang di omongin anak-anak di kantin?" "owalah dendam si dendam tapi belesnya yang elegan dong!!".. "waduh masalah dendam sama iri nih".. "protes yang gak masuk akal".. "harusnya lu ngomong dari awal biar gak ketara syirik!" .. "haha..haha..haha yang terbaik emang gak bisa dikalahin".. "hadehh ngakak gua ternyata karena dendam kirain pake argumen yang bisa dipertanggung jawabkan".. "laahhh.. udahlah Bel, jangan dendam itu malah gak baik buat lo, Eli emang sikpanya kayak begitu" .. "ita Bel, kita segan sama dia, emang karena dia yang terbaik, kalo kita minta tolong juga gak bakal di tolak, tapi kalo kita ganggu dia, baru deh kita kena semprot"..Bela tertunduk malu dan marah, dia tidak bisa bergerak ataupun bicara, semuanya menertawakan aksinya.

"Aku minta maaf jika sebagai ketua aku tidak mempunyai pribadi yang lembut, tapi aku selalu berusaha untuk yang terbaik, sedikit ada benarnya tahun ini kita mendapat masalah, karena ketuanya, seharusnya sebagai ketua aku lebih selektif memilih anggota, jadi gak akan ada anggota yang membuat keributan begini, tapi sebagai ketua yang adil, aku tidak salah pilih karena tetap saja setiap anggota harus memiliki kelebihan. Jadi tidak usah di bahas lagi dan jadikan ini sebagai pembelajaran bagi kita semua, semangat untuk acara kita !!!"pungkas Eli mengakhiri masalah yang semapt terjadi. Dunia tertawa melihat kelakuan para remaja yang memiliki kelebihannya masing-masing. Tapi ini semua bagian dari hidup, sekonyol apapun masalah yang remaja hadapi, itu akan menjadi kenangannya sampai tua nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun