Bel istirahat seluruh siswa keluar kelas, berhamburan pergi ke kantin " El kapan kita mau bahas acara perpisahan ?" tanya Feni ke Eli, kelompok hits yang disegani beberapa anak culun yang gak punya kelompok rumpi. Mereka adalah Eli, Feni, Irma, Ikha, dan Nia kelimanya sama-sama hits karna punya kelebihan masing-masing. Eli yang cerdas, Feni yang cantik, Irma yang super kaya, Ikha yang selalu berprestasi dibidang olahraga, dan Nia yang super centil dan gak segan-segan buat nglabrak anak-anak yang dianggapnya menganggu.Â
Setidaknya kelompok itu tidak hanya bikin onar tapi juga memberi prestasi bagi sekolah. Meski Nia dikenal kasar dan jahat, ia termasuk penari yang handal dan beberapa kali mewakili sekolah ikut lomba. Setiap anak punya kekurangan dan kelebihan masing-masing.
"emm..udah aku pikirin jadwal lanjutan kok tenang ajah semua pasti bakal beres,". Jawab Eli dengan bijak "pasti beres tapi masalah waktu, kita harus mempersiapkan semuanya biar nanti gak ribet diakhir, kita juga harus cepet-cepet nyeleksi siapa aja yang bakal tampil, kalau cuma diserahin ke panitia acara pasti bakal molor".."bener sih kata Feni, kita juga harus ikut ngatur semuanya biar aman terkendali" sahut Nia. "oke sepulang belajar kelompok, kita diskusiin ajah",,"yap keputusan yang tepat dari Eli".Â
Hendak berdiri dari tempat duduk, tiba-tiba segelas air es menumpahi bajunya, "ah..maaf kak..maaf banget gak sengaja, sumpah maaf kak?!" adek kelas jarak dua tahun tidak sengaja menabrak dan menumpahkan air ke badan Eli. "maaf..? lantas bajuku bisa bersih dengan kata maaf ?". Anak-anak dikantin menatap kearah Eli dan adik kelas. Kelompok lain mulai berbisik "wah dia bakal kena masalah".. "anak itu pasti nyesel banget" bisikan-bisikan terdengar menanggapi kejadian tersebut. "ya ampun kak saya bener gak sengaja,, maaf banget ? saya beliin tisu deh buat bersihin".. si adik kelas berlari membeli tisu dan berusaha membersihkan baju Eli. Serasa sudah cukup Eli menampis tangan si adik kelas dan berlalu pergi.
Sudah jadi hal biasa melihat sikap dingin Eli , setiap anak sudah paham sikap Eli, lebih baik tidak berinteraksi sama sekali daripada dipermalukan. Eli adalah orang pemilih dalam hal berteman, ia tak suka kehadiran orang baru dan tak suka jika mendapat saingan. Tapi bukan berarti kelompok Eli menjadi satu-satunya kelompok hits yang ada disekolah ada beberapa kelompok lain yang tak kalah hits namun kalah dalam bidang akademik, adanya kelompok lain tidak diperdulikan Eli, asal tidak mengusik kehidupannya.
Eli memasuki ruang kelas, dengan wajah masam, sudah pasti dia sebel abis sama kejadian yang baru menimpanya. "udahlah..nanti kita kasih pelajaran aja ke adik kelas ceroboh itu..!!" kata Nia, yang tak sabar ingin membalas si adik kelas. "biarinlah dia juga gak sengaja dan udah minta maaf..gak terlalu aku pikirin, sikapku juga pasti akan bikin dia lebih hat-hati". Jawab Eli , "iya sih lagian dia masih kelas satu pasti belum tahu soal kita, kali ini biarain ajah",sahut Irma, meredam suasana.
Sepulang sekolah lima anak berjalan bersama, melewati lorong sekolah belum sampai ujung lorong mereka berpapasan dengan adik kelas yang menumpahkan air ke Eli. Tanpa rasa bersalah dan seoalah sebelumnya tak terjadi apa-apa, si adik kelas berjalan melalui Eli dan kawan-kawan dengan wajah ceria sambil cekakak-cekikik, Eli menghentikan langkahnya dan menoleh ke ke arah  adik kelas itu, namun si adik kelas tidak perduli. 'waah.... siapa dia jelas-jelas dia melihat kita tapi gayanya seoalah gak terjadi apa-apa saat dikantin, bener-bener nih anak cari masalah", Nia ngomel-ngomel sambil melototi si adik kelas. "Bodo amat, kita gak punya waktu buat dia..udah El gak usah peduliin tingkahnya, yuk pulang", sahut Irma.
Tiga hari lagi acara perpisahan, semua list penampilan sudah siap, Eli mengecek siapa saja yang akan tampil dan melihat durasi waktu. Semuanya sudah beres, Eli beralih ke pekerjaan yang lain, mengecek list perlengkapan untuk para penampil. Sore hari di sekolah siswa-siswi yang terlibat dalam acara perpisahan akhir tahun berkumpul, membicarakan kesiapan mereka dan melakukan latihan. Terdengar seruan tepuk tangan dari perkumpulan kecil yang mengundang perhatian.Â
Eli datang menengok ingin tahu "waahh.... Bela ! suaramu bagus banget, cantik lagi !".. "iyaa belum ada suara kayak kamu nih".. "cantiknya juga belum ada saingannya!!"..sorakan para cowok memuji seseorang. Eli melebarkan matanya, ternyata si cewe yang di kantin. Eli lalu pergi dan mengecek kembali list penampilan. Bela namanya, jago nyanyi dan juga cantik, tampil paling banyak. "Sebelumnya aku tidak memperhatikannya, tapi siapa dia?"Eli bergumam.
Duduk melingkar, dan membahas persiapan, "semua harus sudah siap, setiap tahun acara selalu berjalan dengan lancar dan meriah, jangan sampai tahun ini ada kesalahan dan membuat nama kita menjadi buruk" Eli memberikan wejangan, saat jeda bicaranya agak panjang siswi mengangkat tangannya dan mulai berbicara "setiap tahun acara selalu berjalan lancar, tapi itu tidak menjamin keberhasilan acara tahun ini, jujur saja aku ragu dengan ketua yang sedang menjabat, mungkin ini akan menjadi kendala"Bela mengungkapkan kebertannya pada ketua yang tidak lain adalah Eli.
Semuanya bengong dan terdiam, "maksudnya adalah jika ketuanya saja tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, bagaimana suatu acara bisa berjalan dengan lancar?, berapa kali kalian mendapat perlakuan buruk oleh ketua? dan apakah si ketua mengenal dengan baik setiap anggota panitianya juga orang-orang yang akan tampil di acara itu ?" Bela melanjutkan kata-katanya.Â