4. Menggunakan hubungan sebab dan akibat antara isi bagian-bagian kalimat atau antara dua kalimat dalam wacana.
Contoh: "Sudah disediakan tempat pembuangan sampah, tetapi warga masih saja membuang sampah di sungai. Akibatnya di musim penghujan seperti sekarang, sungai itu tersumbat dan meluap ke permukiman warga."
Kalimat di atas menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Hal tersebut dibuktikan dari adanya kata "akibatnya" serta penjelasan penyebab dari terjadinya sungai meluap.
5. Menggunakan hubungan tujuan di dalam isi sebuah wacana.
Contoh: "Sejak kelas 10, Arka sudah mempertahankan nilai-nilainya yang tinggi. Supaya bisa lolos SNBP pilihan pertama yang diinginkannya."
Kalimat tersebut menghubungkan kalimatnya dengan tujuan di dalam isi wacana. Adanya kata "supaya" membuktikan bahwa tujuan Arka mempertahankan nilai tingginya adalah untuk mencapai tujuan tertentu---yang dalam hal ini adalah lolos SNBP pilihan pertama.
6. Menggunakan hubungan rujukan yang sama pada dua bagian kalimat atau pada dua kalimat dalam satu wacana.
Contoh: "Di Australia, kucing dibasmi oleh pemerintah setempat. Hewan lucu itu sudah menjadi hama yang mengganggu ekosistem di sana."
"Hewan lucu itu" pada kalimat kedua merujuk pada "kucing" di kalimat pertama---bukan "pemerintah setempat" karena frasa tersebut bukanlah hewan lucu yang dimaksud di kalimat yang kedua.
Nah, demikian alat wacana semantik dibahas. Dengan adanya artikel ini, diharapkan menambah pemahaman tentang salah satu alat wacana bagi para pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H