Mohon tunggu...
Sypanca 5
Sypanca 5 Mohon Tunggu... -

Not bad..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jejak Langkah Kandang Persija

16 Februari 2015   15:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jelang Liga Super Indonesia 2015, klub kebanggan Jakmania, Persija masih dipusingkan dengan ketiadaannya stadion yang akan dijadikan sebagai kandang mereka.

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Persija"][/caption]

Walaupun di ibukota sendiri masih berdiri kokoh Stadion Utama Gelora Bung Karno, namun itu belum bisa dijadikan dianggap kandang tetap Persija karena kepengurusannya dipegang oleh Sekretariat Negara. Mereka juga kerap terusir dan harus menjalani laga kandang di lain tempat bahkan lain kota jika jadwal mereka bentrok dengan agenda negara.

Jejak langkah Persija dipaksa terhapus oleh kebijakan-kebijakan pemerintah. Dua contoh utama ialah stadion Menteng dan stadion Lebak Bulus yang harus digilas oleh mesin penghancur karena dialihfungsikan menjadi taman kota dan stasiun kendaraan angkutan MRT.

Ini beberapa cerita tentang stadion yang pernah menjadi kandang Macan Kemayoran sejak mulai berdiri hingga beberapa tahun lalu yang ditangkum dari berita INDOSPORT.com

1. Stadion VIJ

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Stadion VIJ"][/caption]

Stadion dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacarta (VIJ) ini dibangun tak terlepas dari peranan tokoh Betawi yakni Mohammad Husni Thamrin. Pembangunan stadion dimulai sejak 1928 dan menghabiskan biaya 2000 gulden. Berdirinya stadion ini merupakan sebuah pergerakan perlawanan pribumi yang kala itu tidak diperbolehkan untuk bermain bola di satdion Menteng yang diperuntukkan khusus untuk kaum Belanda.

Thamrin merasa terhina teman sebangsanya diperlakukan seperti itu, ia [un menghibahkan agar kaum pribumi dapat memiliki perkumpulan bola sendiri. Dari situlah muncul perkumpulan sepakbola VIJ, yang merupakan cikal bakal berdirinya Persija hingga saat ini.

Kala itu pria yang kelak menjadi presiden pertama Indonesia (Soekarno), datang untuk memberikan sambutan pada laga perdana VIJ melawan PSIM Yogyakarta. Daya tarik Soekarno membuat masyarakat berduyun-duyun untuk meyaksikan jalannya pertandingan.

Terakhir, satadion yang beralamat di Jalan Biak, Petojo, Jakarta Pusat ini sedang dalam pendataan sebagai tempat yang akan dijadikan cagar budaya oleh Pemprov DKI Jakarta. Alasannya, satdion VIJ merupakan stadion tertua yang masih ada di Jakarta.

2. Stadion Menteng

Stadion Menteng lebi dulu dibangun dibanding stadion VIJ. Stadion Menteng ini dijadikan perkumpulan sepakbola orang Belanda yang dinamakan Viosveld. Stadion in dibangun pada tahun 1921.

Persija menempati stadion itu pada pertengan 1950-an. Kala itu Presiden Soekarno memberikan alternatif kepada Persija setelah lapangan IKADA dialihfungsikan menjai Monumen Nasional.

Pada akhirnya, Stadion Menteng hanya menjadi kenangan. Tepatnya 26 Juli 2006 tempat yang sempat dijadikan tempat latihan Persija ini itu dilaihfungsikan menjadi taman kota saat Jakarta dipimpin oleh Sutiyoso. Saat itu, mantan Gubernur Jakarta itu beralasan, stadion itu harus digusur karena sudah tidak memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kas Pemprov DKI Jakarta.

3. Stadion Lebak Bulus

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Lebak Bulus"][/caption]

Stadion yang akan menjadi stasiun MRT ini, Persija pernah memiliki kenangan manis yaiyu menjadi juara Liga Indonesia musim 2001. Atmosfer menegangkan selalu dihadirkan oleh Jakmania bagi para lawan klub jagoannya. Tak mengherankan memang, karena stadion berkapasitas 15.000 penonton itu selalu nampak terisi penuh. Bahkan terkadang jika Persija bertemu klub rival seperti Persib Bandung, penonton bisa meluber hingga ke pinggir lapangan.

Stadion Lebak Bulus bukan hanya sekedar berarti bagi sejarah Persija saja, tapi juga Jakmania. Suporter Macan Kemayoran ini bisa dibilnag lahir dan tumbuh hingga kini mencapai usia ke-14 tahun di satdion itu.

Meskipun SUGBK kapasitasnya melebihi Lebak Bulus, tetap saja belum bisa mengalahkan keangkeran stadion Lebak Bulus.

Stadion kandang merupakan suatu kebanggaan bagi sebuah klub. Para suporter akan bersemangat dalam memberi dukungan dan membangun atmosfer yang bisa membuat tim tamu yang datang merasa diteror secara mental dalam bertanding.

INDOSPORT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun