Mohon tunggu...
Syndi Nur Septian
Syndi Nur Septian Mohon Tunggu... -

Seorang laki-laki yang berada di usia angka 2

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Terima Kasih Sunyi

25 Juli 2014   08:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:17 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (kompas.com)"][/caption] Kata tiba-tiba muncul di alunan jemari.. Mengusik mata yang sudah ingin terpejam.. Mengusili pikiran dengan ribuan kalimat yang berantakan.. Terbang mengambang di atas langit ingatan.. Sunyi seakan setuju saat aku beranjak dari tempat nyamanku.. Angin malam menuntunku untuk menarikan jemariku.. Mengambil potong-potong kalimat yang berantakan.. Dan kemudian menyusun dengan rapi bak sutra di tangan sufi.. Alunan malam penuh cahaya bulan membuat terang.. Meniadakan gelap yang sedari tadi merangkul kesunyian.. Menerpa dingin yang tak henti memeluk ilalang di pojok taman.. Menggantinya dengan selimut kehangatan sang penyusun harmoni malam.. Jemariku tak henti menari, Seakan menuruti bahwa sunyi memiliki nadanya sendiri.. Terus dan terus menari lentik di alas ketik yang sudah semakin canggih.. Berputar-putar bak tarian sufi yang sudah majnun dengan sang ilahi.. Terima kasih sunyi, Kau selalu bisa membuatku bersahabat dengan imaji, Merangkai bait-bait yang muncul dengan sendiri, Kemudian memeluknya menjadi satu, Puisi.. Terima kasih sunyi, Aku di pihakmu, meskipun orang selalu memakimu.. Aku merinduimu, walau kadang kau hanya semu.. Aku bersamamu, memelukmu dalam kasat mataku.. Sekali lagi.. Terima kasih untukmu.. Sunyi..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun