Kopi, salah satu komoditas utama di berbagai negara dari belahan dunia mana pun. Kopi menjadi salah satu hal yang paling digemari beberapa orang karena rasa dan aromanya yang kuat dan memberi kesan yang khas.
Dalam perjalanannya menjadi salah satu bahan minuman favorit beberapa orang dalam belahan dunia, Kopi memiliki 2 macam Komoditi yang diunggulkan. Dilansir dari Wikipedia, sekitar 70% Kopi unggulan adalah Kopi Arabika, dan Robusta menyusul dengan 20%.
Selain ketenarannya, Para pencinta Kopi lebih mengutamakan cara, aroma, dan kualitas rasa dari Kopi. Menemui celah ini membuat beberapa wilayah mengunggulkan Kopi.
Tanaman yang dimanfaatkan biji buahnya ini adalah komoditi unggulan di beberapa wilayah terutama wilayah yang ada di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia yang mengandalkan Kopi sebagai pertanian utama di wilayahnya. Salah satunya akan dibahas dalam artikel ini.
Jambuwer, salah satu daerah yang berada pada wilayah kota Malang, dusun krajan, kecamatan Kromengan. Sebuah Desa yang memiliki pemandangan Asri dari beragam pertaniannya. Desa ini juga memiliki warga yang ramah dan mudah menerima pelancong.
Desa dengan nilai keramahan warganya ini dekat dengan pegunungan Kawi memiliki komoditi unggulan, yakni salah satunya Kopi.
Sebelum membahas lebih jauh tentang Kopi. Ada salah satu hal yang menarik perhatian ketika Anda menghadiri desa Jambuwer, tepatnya pada daerah Wisata Edukasi Jowaran. Terdapat sebuah Cafe yang memiliki tulisan "Kopi Merah"pada banner utama mereka. Dan Kopi Merah inilah hasil dari pertanian kelompok tani sekitar di desa Jambuwer, sekaligus identitas dari Cafe itu sendiri.
Kopi Robusta menjadi tanaman unggulan pertanian di kelompok tani desa Jambuwer. Kopi yang dikumpulkan dalam satu tempat setelah melalui proses panen ini diolah dengan Proses Basah. Dan nantinya akan di rendam selama kurang lebih 16 jam atau melalui proses Fermentasi.
Pada proses ini, kopi tak hanya direndam untuk di Fermentasi, dalam tahap ini kopi pun akan melalui seleksi.
Kopi yang mengapung dalam proses perendaman ini adalah kopi-kopi dengan kualitas yang tidak memenuhi standar atau bisa disebut jelek. Sedangkan, Kopi yang terendam dibagian bawah nantinya akan diolah menjadi Kopi setelah melalui proses pengeringan beberapa hari, yang kemudian akan Roasting dan dihaluskan.
Membahas "Kopi Merah" yang sempat disinggung diatas, bukan tanpa alasan Cafe mengusung nama tersebut. Dalam pembicaraan saya dengan pelaku usaha Cafe yang berada di Wisata Edukasi Jowaran, pak Yon, "sebenarnya ada cerita dibaliknya, ini bukan karena Kopinya berwarna merah, lebih ke Memetik kopi ketika sudah berwarna merah, buahnya berwarna merah" terang pak Yon ketika saya ajak wawancara.
Menurut keterangan Pak Yon, Hasil dari kelompok tani Jambuwer ini tak hanya untuk memenuhi stock Cafe-nya. Melainkan desa telah melakukan Ekspansi dengan mengirim olahan kopi ini sampai keluar kota, dalam hal ini Kota Surabaya adalah kota yang intens memesan Olahan Mentah Kopi yang nantinya akan Di roast sendiri.
Tak hanya itu dalam Cafe-nya, Pak Yon pun turut memajang beberapa olahan komoditi pertanian lain milik kelompok tani desa Jambuwer. Salah satunya olahan tempe, atau tepatnya Keripik tempe yang memiliki rasa gurih juga tekstur yang krispi.
Kembali menurut penuturan dari Pak Yon, Kopi dari desa ini memiliki rasa yang sedikit lebih Asam (Hasil dari fermentasi 16 jam) dan sedikit terasa asin. Keduanya menjadi ciri khas tersendiri yang juga menjadi sebuah identitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H