Mohon tunggu...
Syihafuddin Sulaiman
Syihafuddin Sulaiman Mohon Tunggu... Guru - Guru (Kepala Sekolah)

nama saya Syihafuddin bekerja sebagai Guru (Kepala Sekolah) di salah satu SEkolah Dasar di Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat (NTB). saya senang menyendiri di alam bebas demi mencari ide untuk kemudian menuangkan di atas kampas. setelah itu saya akan merasa puas ketika hasil yang saya toreh di atas kampas bisa dinikmati oleh semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Apakah Guru Bisa Dipidana??

27 November 2024   12:44 Diperbarui: 27 November 2024   12:48 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga saat ini, kita mungkin masih merasa prihatin ketika ada kasus di mana siswa dan keluarganya secara fisik atau verbal menyerang guru mereka sendiri. Kemungkinan kita juga merasa kesal ketika seorang guru dilaporkan oleh orang tua siswanya, bahkan dalam kasus yang sebenarnya sepele.

Namun, yang sering terjadi adalah bahwa semakin lama, semua ini menjadi lebih umum dan terulang, bahkan menjadi hal yang biasa saja. Ketika guru-guru semakin mudah dikriminalisasi, maka yang ditakutkan, guru tak mau lagi tegas pada siswanya karena khawatir dipolisikan.

Lagi pula, siapa, sih, yang mau dipenjara hanya karena mengurus satu anak bandel yang kemudian berlagak seolah-olah adalah korban? Sebetulnya kita mungkin setuju jika guru harus mengubah pendekatan mengajarnya. Tantangan sudah berubah dan pendekatan pedagogi mestinya juga menyesuaikan persoalan zaman.

Meskipun begitu, tidak semua orang tua dengan mudah mengubah sikap mereka dengan segera melaporkan guru anak mereka ke polisi. Beberapa dari mereka melaporkan kasus ini dengan cepat, terkadang melibatkan media dan membesar-besarkan masalah tersebut. Mereka sering kali berteriak bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat pendidikan, sementara sebenarnya pendidikan pertama seharusnya dimulai di rumah. Jelas bahwa waktu yang dihabiskan siswa di sekolah tidak sebanyak waktu yang mereka habiskan di rumah bersama keluarga.

Orang tua seharusnya juga menjadi teladan dalam hal ini. Jika mereka terlalu sering melaporkan masalah kecil di sekolah, kemungkinan besar anak-anak mereka akan cenderung mengadu setiap kali sesuatu tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Alih-alih guru yang membentuk karakter siswa, seringkali karakter anak yang terbentuk oleh orang tua siswa. Karena takut mendapat  laporan atau tindakan hukum, guru mungkin menjadi enggan menegur siswa yang melanggar aturan. Mereka mungkin tidak berani menjatuhkan hukuman sesuai aturan. Padahal, kita tahu bahwa tegaknya aturan adalah kunci keberhasilan. Namun, jika guru takut dihukum atau dilaporkan, mereka mungkin akan lebih memilih untuk tidak menindak siswa yang melanggar aturan.

Dampaknya adalah siswa semakin merasa mereka bisa melakukan apa saja tanpa konsekuensi. Mereka bisa merokok di sekolah, menonton konten tidak pantas, membolos, atau bahkan mengganggu teman-temannya tanpa takut diberi sanksi.

Ketika guru mencoba untuk menegur atau menghukum mereka sesuai aturan, siswa cenderung mengadu ke orang tua mereka. Orang tua, dalam banyak kasus, akan memenuhi keinginan anak mereka dan bahkan mungkin membalas dendam ke guru.

Karakteristik anak mungkin sebagian besar dipengaruhi oleh pendidikan orang tua. Jika orang tua selalu memenuhi setiap keinginan anak mereka, bahkan jika tidak diperlukan, maka anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab. Ini termasuk ketika anak meminta barang mahal seperti ponsel baru atau sepeda motor meskipun belum cukup umur.

Orang tua sering kali menyalahkan pihak lain jika anak mereka melakukan kesalahan. Mereka mungkin menyalahkan orang lain dan alasan seperti anak mereka masih di bawah umur. Ini adalah pertanyaan yang perlu dihadapi.

Namun, orang tua juga perlu melihat ke dalam diri mereka sendiri. Apakah mereka telah melakukan pendidikan yang tepat kepada anak-anak mereka dan memenuhi peran mereka sebagai guru pertama anak-anak mereka, terutama dalam hal perilaku? Sebagai orang tua, mereka memiliki hak untuk menyampaikan protes jika anak mereka mendapat pendidikan yang tidak sesuai atau tidak efektif, tetapi seharusnya mereka mengkomunikasikannya dengan guru anak mereka sebelum mengambil tindakan ekstrem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun