Mohon tunggu...
SYIFA FAUZIAH
SYIFA FAUZIAH Mohon Tunggu... Guru - guru - Mahasiswa

Hanya kematianlah sebagai peringatan

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel "Hujan" Karya Tere Liye

4 Oktober 2023   16:36 Diperbarui: 4 Oktober 2023   16:39 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Teori dan Sejarah Sastra Indonesia yang Diampu Oleh Ibu Chika Gianistika M.Pd

Judul Novel : Hujan

Penerbit : Tere Liye

Terbitan : 2016

Tebal Halaman : 320 halaman

Novel ini mengisahkan tentang percintaan dan perjuangan hidup seorang perempuan bernama Lail. Ketika Lail baru berusia 13 tahun, dirinya harus menjadi seorang anak yatim piatu karena ibu dan ayahnya meninggal dalam bencana letusan gunung api dan gempa bumi yang menghancurkan kota tempat tinggal mereka. Letusan Gunung Api Purba ini bahkan melebihi letusan Gunung Krakatau dan Gunung Tambora.

Untungnya, Lail berhasil diselamatkan oleh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun bernama Esok. Meskipun ibu Esok selamat, namun kedua kakinya harus diamputasi. Selama setahun lebih setelah bencana tersebut, Lail dan Esok tinggal bersama di tempat pengungsian dan mereka tak terpisahkan seperti kakak-adik. Semua orang di pengungsian mengetahui tentang hubungan mereka. Mereka sering membantu petugas pengungsian.

Namun, kehidupan mereka berdua berubah ketika pemerintah mengumumkan penutupan tempat pengungsian. Lail akan tinggal di panti asuhan, sementara Esok diangkat menjadi anak oleh salah satu keluarga. Di panti asuhan, Lail bertemu dengan Maryam, teman sekamarnya yang ceria, lucu, dan penuh semangat. Maryam memiliki rambut kribo yang halus.

Di panti asuhan, ada aturan yang harus diikuti oleh Lail dan Maryam. Lail sering merindukan Esok, sehingga mereka memiliki jadwal pertemuan rutin. Meskipun hanya sekali dalam sebulan, pertemuan itu sangat ditunggu-tunggu dan berarti bagi Lail.

Pertemuan mereka hanya untuk berbagi cerita tentang aktivitas sehari-hari. Namun, jadwal rutin tersebut berubah ketika Esok harus melanjutkan pendidikannya di ibu kota. Lail dan Esok hanya bisa bertemu saat liburan semester.

Lanjutan sinopsis alur cerita

Lail mencoba mengisi waktunya dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Dia dan Maryam mendaftar sebagai relawan di sebuah organisasi, dan mereka adalah relawan termuda di sana. Mereka mencapai prestasi dengan ditempatkan di sektor 2, di mana dua kota kembar terletak dalam jarak 50 kilometer.

Ketika bendungan di kota hulu retak dan bisa membuat dua kota itu hancur jika jebol, mereka berdua dengan keberanian dan aksi heroiknya berhasil menyelamatkan kota-kota tersebut. Jasa mereka dihargai dan mendapatkan penghargaan. Kesibukan ini membantu Lail melupakan kerinduannya pada Esok.

Setiap kali Esok datang menemui Lail, dia menggunakan sepeda merah yang sering mereka gunakan saat bencana, dan topi pemberian Lail. Esok datang dengan tak terduga.

Namun, sayangnya, frekuensi pertemuan mereka semakin jarang. Lail dan Esok hanya bertemu sekali dalam setahun, jika Esok nggak erlalu sibuk. Lail nggak pernah menghubungi Esok dan sebaliknya. Kadang-kadang, Lail menanyakan kabar Esok kepada ibu Esok, begitu pula dengan Esok menanyakan kabar Lail pada ibunya. Ternyata, keluarga yang mengadopsi Esok adalah keluarga seorang wali kota.

Singkat cerita, Esok sedang terlibat dalam proyek pembuatan kapal luar angkasa untuk mengangkut penduduk Bumi ke luar angkasa guna menghindari bencana besar yang diperkirakan akan melebihi dampak letusan gunung pada masa itu. Bencana tersebut adalah pemanasan global akibat kerusakan lapisan stratosfera akibat perilaku manusia yang egois.

Setelah letusan gunung, iklim di Bumi menjadi nggak terkendali. Para pemimpin negara mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk mencari solusi. Akhirnya, negara-negara tropis dan subtropis berlomba-lomba mengirim pesawat untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida ke lapisan stratosfera.

Meskipun upaya ini berhasil memulihkan iklim, muncul masalah baru. Esok, dengan kecerdasannya, ikut berperan dalam proyek tersebut. Namun, sayangnya, hanya sebagian penduduk yang dapat diangkut, dipilih secara acak.

Esok memiliki dua tiket dalam kapal tersebut. Suatu hari, wali kota mendatangi Lail dan memohon agar Esok memberikan tiketnya kepada anaknya, Claudia. Namun, terjadi kesalahpahaman dalam kejadian tersebut.

Lail telah tumbuh dan menjadi dewasa. Ia bisa memahami perasaan yang dialaminya. Lail membutuhkan kepastian dari Esok. Namun, satu hari sebelum pengumuman resmi, Lail nggak mendapatkan kabar dari Esok. Perasaannya menjadi kacau.

Pada saat mendekati waktu keberangkatan pesawat, Lail memutuskan untuk masuk ke ruangan modifikasi ingatan. Dia ingin menghapus semua beban pikirannya dan melupakan semuanya. Ternyata, Esok sedang menjalani proses pemindahan data dan nggak bisa memberikan kabar kepada Lail.

Proses operasi itu nggak bisa dihentikan, meskipun teknologi mutakhir telah dikembangkan di seluruh dunia. Namun, Esok terlambat. Apakah Lail akan melupakan Esok? Apa yang akan terjadi pada semua kenangan indah yang mereka bagikan? Untuk mengetahui kelanjutan kisah ini, bacalah novel "Hujan" karya Tere Liye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun