Mohon tunggu...
Syifa Susilawati
Syifa Susilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Mahasiswi Sarjana - Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merawat Tradisi Intelektual Mahasiswa di Era Post-Truth

23 Mei 2022   22:10 Diperbarui: 23 Mei 2022   22:12 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu hanya satu dari berbagai macam permasalahan yang tengah dihadapi oleh Indonesia, hal-hal lainnya seperti krisis iklim, pelanggaran HAM, Hukum yang bisa dijual beli, deforestasi, fiscal yang rapuh dan utang yang besar dan lain-lain.

Terkait dengan era post-truth, budaya intelektualitas kampus menjadi semakin redup. Dalam ungkapan "Nafas zaman akan menghidupi kualitas zaman yang akan datang" barangkali benar adanya. 

Anak yang lahir di zaman kolonial-imprelialisme, saat ia beranjak dewasa, nafas zaman yang menghidupinya adalah nafas revolusi; perjuangan menuju kemerdekaan. Anak yang lahir di zaman orde lama akhir hingga zaman reformasi, saat ia beranjak dewasa nafas yang menghidupinya adalah semangat reformasi. 

Hingga pada saat anak yang lahir pasca masa-masa itu, pada zaman post-modern, semangat yang menghidupi masa mudanya adalah nafas kenikmatan dan serba kemudahan. Yang akhirnya mentalitas yang terbentuk adalah mentalitas yang demikian. Semangat kesadaran, kepedulian, perjuangan untuk melakukan perubahan menjadi redup.

Hal ini menjadi sebuah kekhawatiran yang membawa kepada arah yang lebih serius. Saat keadaan menuntut kaum terpelajar merespon, bersumbangsih dengan melakukan analisis dan upaya-upaya penyelesaian terhadap berbagai macam permasalahan, sensitifitas mereka yang terpelajar -mahasiswa- tidak hadir untuk berkonstribusi menyelesaikan persoalan itu. 

Padahal dalam status social di masyarakat, mahasiswa adalah kaum terpelajar dan berpendidikan yang didamba kehadirannya untuk turut menyelesaikan berbagai persoalan. Hal ini terkait dengan peran mahasiswa sebagai agent of change.

Budaya kepedulian telah terkikis oleh budaya borjuasi yang melekat dalam masyarakat modern. Dimana kekayaan, kenikmatan hidup, dan macam-macam tujuan materialis lainnya menjadi tujuan utama dari pendidikan itu sendiri. Mendapat gelar untuk meraih jabatan tinggi di suatu perusahaan, gelar dijadikan tunggangan untuk mendapat gaji besar, gelar dijadikan tumbal atas egoisme diri. Sejalan dengan itu pula, mahasiswa akhirnya seakan disiapkan menjadi agen industrialis.

Maka hal ini sudah semestinya menjadi sebuah perhatian serius bagi semua kalangan. Dan hal pertama sekali yang dapat dilakukan untuk menghadapi berbagai macam persoalan demikian, bisa dilakukan dengan upaya merawat tradisi intelektualitas kampus. 

Hal ini terkait sekali mengenai bagaimana mahasiswa di era post-truth ini tetap berkesadaran dan berdaya kritis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa. Karena, kesadaran akhirnya akan mendorong terciptanya sebuah interpretasi yang dimanifestasikan dalam bentuk gerak nyata.

Kesadaran dalam hal ini ialah berarti kesadaran akan dirinya, kesadaran akan tugasnya, kesadaran akan profesinya. Adapun beberapa jalan untuk merawat tradisi intelektual mahasiswa ini bisa dilakukan, seperti melalui peningkatan budaya literasi berbasis pada penelitian. Misalnya kegiatan membaca, berdiskusi, menulis, mereflektifkan gagasan, hingga akhirnya tercipta sebuah aksi atau usaha-usaha yang berpihak pada kebenaran (objektif-argumentatif) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan.

Dalam upaya untuk merawat tradisi intelektual ini, dibutuhkan aksi kolektif; berdaya bersama. Pertama sekali dalam upaya meningkatkan kesadaran yang holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun