Mohon tunggu...
Syifa Amalia Putri
Syifa Amalia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional - UPN Veteran Yogyakarta

menonton film, menulis dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan dan Pemanfaatan Diplomasi Publik dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

25 Mei 2024   00:13 Diperbarui: 25 Mei 2024   00:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kondisi yang telah dialami oleh Taiwan dan Georgia, keduanya dianggap dan diakui sebagai negara yang berhasil. Meskipun keduanya mempunyai keterbatasan masing-masing, namun keduanya dapat memutuskan langkah-langkah serta kebijakan yang strategis untuk menahan serta mengurangi angka penyebaran covid-19 di negaranya.

Pelaksanaan diplomasi publik ditengah krisis covid-19 yang melanda dunia telah diakui dan dinilai dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan nilai-nilai tertentu. Sebagai bukti nyatanya yaitu Taiwan yang merupakan negara demokratis dianggap tidak akan mampu untuk menghadapi kasus penyebaran covid-19 yang pesat, namun Taiwan memberikan bukti nyata bahwa dengan adanya keterbukaan informasi, keterlibatan aktor non-negara, masyarakat dan transparasi ternyata lebih efektif dalam mengatasi penyebaran covid-19 dan penanggulangan krisis.

Beberapa pihak yang menganggap serta meragukan nilai 'keterbukaan' dan 'transparasi' dalam sistem demokrasi pun akhirnya mengakui bahwa nilai-nilai tersebut memiliki peran penting demi keberhasilan suatu negara dalam menekan angka penyebaran virus covid-19.

Pemanfaatan diplomasi publik dapat mendukung terbangunnya hubungan kerja sama antar negara. Sejak dianggap berhasil memerangi penyebaran Covid-19, Georgia menjadi mitra utama, khususnya Amerika Serikat dalam perang melawan Covid-19.

Sementara itu, Taiwan juga membuka peluang kerja sama dalam memerangi pandemi COVID-19, hal ini  dilakukan untuk memperbaiki kesalahpahaman  sebelumnya antara Taiwan dan  WHO. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, "Meski Taiwan telah secara tidak adil dicampakan oleh WHO dan PBB, kami tetap ingin memakai kekuatan kita di bidang manufaktur, pengobatan, dan teknologi untuk bekerja dengan dunia".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun