Mohon tunggu...
Syifa Nabilah
Syifa Nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Masyarakat - Universitas Pendidikan Indonesia

Mencoba menjadi bermanfaat melalui keterbatasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Homeschooling: Pendidikan Alternatif di Tengah Kontradiksi

16 Desember 2021   09:27 Diperbarui: 16 Desember 2021   19:14 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum dalam homeschooling tidak dipaksakan harus menginduk Diknas. Biasanya kurikulum yang menginduk Diknas untuk 1 semester dapat ditempuh lebih cepat sekitar 3 bulan. Namun mayoritas homeschoolers memilih sendiri materi pengajaran dan kurikulumnya sehingga nanti akan dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan anak, keluarga, serta prasyarat pemerintah, diantaranya menggunakan paket kurikulum lengkap yang dibeli dari penyedia kurikulum. Sekitar 3% homeschoolers menggunakan materi yang dijalankan oleh lembaga setempat dengan jam belajar yang disesuaikan setiap programnya seperti paket A (setara SD/MI), paket B setara (SMP/MTS), dan paket C (setara SMA/SMK/MA).

Dalam sistem penilaiannya, homeschooling dapat melakukan beberapa cara penilaian yakni penilaian mandiri dengan mengerjakan berbagai latihan yang terintegrasi dalam setiap modul dan penilaian formatif oleh tutor melalui pengamatan, diskusi, penugasan, ulangan, proyek, dan portofolio dalam proses tutorial, penilaian semester, Ujian Nasional oleh Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Hakikatnya, menjadi alternatif di tengah kontradiksi bukanlah menjadi suatu pilihan namun menjadi suatu sarana bagaimana memperbaiki kualitas pendidikan. Akan banyak momok yang melingkupi dari adanya suatu homeschooling, namun dapat teratasi ketika mampu melihat peranannya yang begitu besar agar anak tetap belajar dan mengembangkan diri.

Buat kalian yang tertarik dengan program homeschooling, pastikan informasi yang didapatkan sudah cukup dan memiliki kesiapan mental untuk menjalani metode homeschooling. Dan terpenting, pastikan sistem pendidikan dipilih dengan sepenuh hati karena dengan itulah prestasi terbaik akan dapat kita raih.

REFERENSI 

Ilyas, I. (2016). Pendidikan Karakter Melalui Homeschooling. Journal of Nonformal Education, 2(1).

Sugiarti, D. Y. (2009). Mengenal homeschooling sebagai lembaga pendidikan alternatif. Edukasi, 1(2), 13-22.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun