Mohon tunggu...
Syifa Khoirunnisa Salsabila
Syifa Khoirunnisa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Matematika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 dan Manajemen Sumber Daya Keluarga di Lingkungan Kumuh

18 November 2021   17:19 Diperbarui: 18 November 2021   17:57 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 yang terjadi hampir 2 tahun terakhir sampai sekarang, memberikan dampak besar bagi kehidupan di dunia. Berbagai bidang mengalami perubahan teknis, mulai dari bidang pendidikan, ekonomi, maupun sosial. 

Penyakit yang berasal dari virus SARS-CoV-2 ini dapat menyebar dengan cepat, menular dari satu orang ke orang lainnya dengan mudah melalui perantara droplet, seperti virus influenza pada umumnya. Namun, efek yang diberikan menjadi lebih bervariasi, tergantung dari kondisi kesehatan individu itu sendiri.

Semenjak terjadinya pandemi, aktivitas fisik menjadi sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah berupa PP Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). 

Hal ini menjadikan terbatasnya aktivitas di tempat umum, seperti di tempat kerja, mal, sekolah, kampus, dan berbagai tempat umum lainnya. 

Akibatnya, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, baik itu karyawan ataupun pekerja yang biasanya menggantungkan hidup di tengah kota, ada berdasarkan lalu-lalang masyarakat lainnya, seperti sopir kendaraan umum, pekerja di restoran-restoran, pedagang, dan profesi-profesi lainnya.

Mengapa bisa COVID-19 menyebabkan perubahan manajemen keluarga dan pembagian kerja?

Perubahan pola aktivitas dan pembatasan sosial ini mempengaruhi juga terhadap hal terkecil namun sangat penting yang berada di dalam rumah, yaitu manajemen sumber daya keluarga. Hal ini dikarenakan anggota keluarga lebih banyak beraktivitas di rumah. Manajemen artinya adalah pendayagunaan atau pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran tertentu (KBBI). 

Sumber daya dapat diartikan sebagai seluruh potensi atau dalam hal ini adalah materi yang dimiliki oleh keluarga, mencakup anggota keluarga, penghasilan, dan lain-lain. Jadi, dapat diartikan bahwa manajemen sumberdaya keluarga itu adalah pendayagunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses pencapaian tujuan yang dianggap penting oleh keluarga.

Salah satu hal penting dalam manajemen sumberdaya keluarga adalah pembagian kerja. Pembagian kerja semenjak pandemi COVID-19 umumnya akan berubah karena lebih banyak aktivitas yang dilakukan di dalam rumah. Namun ternyata, hal ini tidak terlalu berpengaruh pada masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh. 

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap beberapa responden, mayoritas responden berpendapat bahwa tidak banyak perubahan pada sistem pembagian tugas antara sebelum dan sesudah pandemi. 

Pendistribusian pembagian tugas pada keluarga tersebut juga tidak dilakukan secara merata atau jelas. Hal ini sejalan dengan literatur Iskandar (2008), bahwa sebagian besar responden yang tinggal di pedesaan dan perkotaan namun di area kumuh dan tergolong miskin tidak melakukan pembagian tugas atau manajemen sumberdaya manusia dalam keluarga dengan baik.

Tingkat pendapatan dan ekonomi yang kian menurun akibat pandemi

Di sisi lain, dalam hal pendapatan, masyarakat di lingkungan kumuh justru cenderung mengalami penurunan, bahkan ada yang sampai kehilangan pekerjaan karena pembatasan sosial yang menyurutkan mobilitas masyarakat dan penggunaan layanan umum. 

Masyarakat di lingkungan kumuh mayoritas bekerja di sektor informal yang menurut Nurfauzi dan Sihaloho (2020) merupakan kegiatan ekonomi alternatif skala kecil, dimana nominal pendapatannya tidak begitu besar. Sebelum pandemi pendapatan mereka tidak begitu besar, ditambah lagi dengan adanya pandemi, pendapatan yang diperoleh semakin berkurang.

Salah satu responden yang bekerja sebagai pengepul sampah mengaku bahwa pendapatannya berkurang selama pandemi akibat dari turunnya harga beli sampah anorganik daur ulang. Hal ini dapat terjadi karena selama pandemi hampir semua sektor usaha mencoba untuk menekan pengeluarannya guna menghemat anggaran. 

Sementara itu, responden lainnya yang bekerja sebagai sopir angkutan kota mengaku kehilangan pekerjaan karena menurunnya mobilitas orang-orang sehingga penumpang berkurang dan ia tidak mampu memenuhi target harian dari pemilik mobil angkot, akibatnya sang pemilik harus menjual mobil tersebut untuk memenuhi kebutuhannya dan responden pun tidak dapat beroperasi kembali. 

Adanya penurunan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan harian pada sebagian besar responden berpengaruh kepada tujuan keluarga yang tidak tercapai. Melihat hal ini, tentunya masyarakat di lingkungan kumuh pun beradaptasi dengan berbagai cara demi tercapainya tujuan keluarga.

Memangnya apa tujuan keluarga yang tinggal di lingkungan kumuh?

Tujuan keluarga pada masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh ini cenderung umum dan sederhana, hampir semua keluarga yang diwawancarai memiliki tujuan yang sama yaitu dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan menyekolahkan anak-anaknya serta bisa melihatnya sukses. 

Hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa keluarga yang tinggal di lingkungan kumuh disampaikan bahwa tujuan keluarganya masih belum tercapai, hal tersebut karena penghasilan yang didapat masih belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih lagi saat terjadi pandemi COVID-19, hampir semua penghasilan keluarga tersebut menurun bahkan ada yang sampai keluar dari pekerjaanya, ditambah lagi dengan anak-anak yang sekolah dari rumah semakin menambah kebutuhan untuk pengeluaran. 

Namun kebutuhan harus tetap dipenuhi, bagaimanapun keluarga-keluarga tersebut tetap berusaha untuk bisa mencapai tujuannya meskipun dalam keadaan yang sulit yaitu dengan cara mencari lebih banyak pekerjaan yang bisa menambah penghasilan, pekerjaan apapun dilakukan mulai dari menjadi kuli bangunan hingga bekerja di tempat cuci steam motor. Tujuan keluarga yang ingin dicapai menjadi harapan bagi setiap keluarga untuk kehidupan keluarga yang lebih sejahtera di masa mendatang.


Sejahtera bagi orang-orang yang tinggal di lingkungan kumuh merupakan inti dari tujuan keluarga

Semua orang tentu berharap kelak keluarganya sejahtera. Inti dari tujuan keluarga masyarakat di lingkungan kumuh pun yaitu kesejahteraan keluarga sendiri. 

Salah satu indikator kesejahteraan keluarga adalah ekonomi keluarga. Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat unsur yang menghambat sosial ekonomi keluarga, yaitu sumber penghasilan, besarnya penghasilan, besarnya jumlah anggota keluarga dan penggunaan penghasilan keluarga. Profesi masyarakat di lingkungan kumuh tersebut merupakan pekerja lepas sehingga pendapatan yang didapatkan pun rendah bahkan tidak stabil, apalagi dengan adanya pandemi yang membuat pendapatan cenderung menurun. 

Selain dipengaruhi oleh pendapatan, kesejahteraan dalam keluarga juga dipengaruhi jumlah anggota keluarga atau jumlah tanggungan dalam keluarga. 

Hal ini masih berhubungan terkait dengan jumlah pendapatan keluarga, karena semakin banyak jumlah tanggungan yang dimiliki oleh sebuah keluarga biasanya akan berpengaruh pada tingkat pengeluaran keluarga tersebut. Bisa jadi jika semakin banyak tanggungan maka alokasi dana masing-masing anak akan berkurang jika tidak dibarengi dengan pendapatan yang cukup.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pandemi COVID 19 tidak terlalu berpengaruh terhadap sistem pembagian kerja pada keluarga yang tinggal di lingkungan kumuh. Namun, pandemi COVID-19 tetap mempengaruhi secara signifikan terhadap pendapatan keluarga, yang berujung pada semakin sulitnya keluarga mencapai tujuan atau target keluarga di lingkungan kumuh. Hal ini dibuktikan dengan tingkat sejahtera yang semakin jauh dari jangkauan mereka karena kondisi yang kian memburuk.

Penulis adalah Mahasiswa Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB

Dosen Pengampu : Dr. Yulina Eva Riany, SP, M.E dan Ir. MD. Djamaluddin, M.Sc.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun