Mohon tunggu...
Syifa Kharisma Putri
Syifa Kharisma Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Saya memiliki hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenian Ebeg

12 September 2024   21:08 Diperbarui: 12 September 2024   21:12 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. persiapan kostum dan topeng.

Para penari membersihkan dan mempersiapkan kostum dan topeng dengan penuh kesakralan. Mereka dipercaya sedang berkomunikasi dengan roh leluhur yang ada dalam kostum dan properti tersebut.

2. memasuki alam gaib melalui gerakan tari.

 Para penari menari dengan penuh konsentrasi dan kehadiran dalam setiap gerakan. Melalui gerakan tarian inilah mereka menghubungkan diri dengan alam gaib dan menerima kekuatan magis.

3. Mendem atau wuru

Pemain akan memasuki kondisi kesurupan dalam Bahasa Banyumasan dan mulai melakukan atraksi-atraksi unik.  Konon para penari dimasuki oleh indang mereka. Indang adalah sejenis roh halus yang akan diminta untuk merasuk ke dalam tubuh pemain Ebeg sehingga dapat mendem atau kerasukan. Bentuk-bentuk seperti ini merupakan ciri dari kesenian yang terlahir pada zaman animisme dan dinamisme.

4. Atraksi-atraksi unik

Atraksi yang dilakukan seperti makan beling atau pecahan kaca, makan dedaunan yang belum matang, makan daging ayam yang masih hidup, berlagak seperti monyet, ular, harimau, dan lain-lain. Biasanya para pengunjung yang hadir juga ada yang akan mengalami kerasukan. Dalam masyarakat memiliki mitos pantangan yaitu tidak boleh menggunakan baju merah karena nanti akan dirasuki oleh roh leluhur, tetapi mitos ini belum terbukti kebenarannya karena hanya desas-desus di masyarakat saja.

Dalam tarian ebeg juga ada orang yang berperan sebagai dukun Ebeg, atau orang yang menyembuhkan para penari yang kerasukan roh leluhur. Dukun Ebeg memiliki tugas yang sangat penting dalam tarian ebeg, atau bisa dikatakan sebagai penentu berhasil atau tidaknya tarian Ebeg. Dukun Ebeg berasal dari berbagai latar belakang seperti sesepuh atau orang pintar yang bisa berurusan dengan hal-hal mistis. Walaupun terdengar menyeramkan karena berbau hal-hal mistis, tetapi inilah yang menarik perhatian para pengunjung yang datang. Konsep mistis yang dipadukan dengan tarian dan iringan gamelan Banyumasan serta tembang-tembang berbahasa Jawa ngapak, menjadi perpaduan yang sangat menarik untuk ditonton. Dukun Ebeg juga bertugas untuk memanggil dan memulangkan indang yang merasuki para penari.

Tata rias para penari Ebeg, wajah para penari akan dirias sedemikian rupa mengubah karakter wajah menjadi karakter tokoh yang dibawakan penari. Bagian kelopak mata akan dirias menggunakan Eyeshadow berwarna merah, hijau atau biru, warna merah melambangkan keberanian. Bagian alis menggunakan warna coklat atau hitam. Pada bagian pelipis kanan dan kiri penari digambar Sogokan dan ghodeg, sogokan berbentuk paruh burung dan ghodeg berbentuk seperti bunga turi. Untuk pewarna bibir menggunakan warna merah hati supaya memberikan kesan segar kepada penari juga terlihat oleh penonton yang jaraknya tidak dekat dengan penari dan untuk pewarna pipi menggunakan warna yang cerah sehingga memberikan kesan tegas kepada penari.

Tarian Ebeg ini tak hanya bersifat sebagai hiburan semata, namun juga mengandung makna penting yang disampaikan kepada para penonton. Pesan tersebut seperti semangat perjuangan melawan penindasan, keberanian dan ketegaran, dan heroisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun