Anggota kelompok lain yang melakukan pekerjaan yang sama berkumpul untuk mendiskusikan masalah ini. Kelompok ini disebut Kelompok Pakar. Kemudian, anggota kelompok ahli kembali ke papan tulis, membagikan informasi yang telah mereka pelajari kepada teman-temannya di papan tulis, dan berdiskusi serta membagikannya di kelompok ahli kepada teman-temannya di kelompok pertama.Â
3. Mode tim investigasi Partisipasi tim investigasi (IK)
 merupakan model pembelajaran yang lebih kolaboratif dibandingkan mode sebelumnya. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan dan dilanjutkan oleh Sharan. Dalam penerapannya, siswa memilih topik penelitian dan melakukan kajian mendalam terhadap topik yang dipilih.
4. Proses pembelajaran kolaboratif
Metode pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan lain-lain. Pendekatan ini menyarankan pola-pola khusus yang dirancang untuk mencerminkan pola interaksi siswa. Â
C. Model pembelajaran berbasis masalah
Model dapat menyajikan permasalahan yang nyata dan bermakna untuk diselidiki dan ditemukan sendiri oleh siswa. Dalam model ini, peran guru adalah mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi eksplorasi dan diskusi siswa. Model ini didasarkan pada pengetahuan psikologis dan konsensus akademis.Â
Model ini juga memenuhi standar CTL seperti bertanya, menstrukturkan, dan berpikir tingkat tinggi. Metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran ini adalah penggunaan metode apa saja yang sesuai dengan pokok bahasannya.Â
Â
Bashiruddin. (2007). pendidikan agama Islam. Jakarta: Kenkana. (2009). Model pembelajaran aktif. Yogyakarta: Perguruan Tinggi Tarbiyah UIN Persembahan Kalijaga. Pendidikan Agama Islam. Solo: Ramadhan. (2007). perencanaan keagamaan Islam. Jakarta: Grup Media Kencana Prenada. (2013). Pendidikan berbasis standar. Jakarta: Alfabet. Saya belajar sesuatu yang baru hari ini. Jakarta: PT Bumi Aksara. (2001). Pembelajaran dan metode kolaboratif. Bandung: Farah Production.Â