Mohon tunggu...
Syifa Elsa
Syifa Elsa Mohon Tunggu... Guru - Salah satu amalan yang tidak terputus adalah ilmu yang bermanfaat, maka menulis adalah bagian darinya.

Menulis |Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti | Life long learner |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Sosial Media dari Burung Hud-hud

13 Juni 2020   13:24 Diperbarui: 13 Juni 2020   17:41 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media merupakan salah satu penyetir kehidupan sosial saat ini. Globalisasi yang terus mengalami perkembangan, menjadikan sosial media layaknya makanan dalam kehidupan sehari-hari, yang semua orang baik kalangan anak-anak hingga dewasa mengkonsumsi sosial media.

Sosial media sendiri merupakan salah satu bentuk kecanggihan teknologi dalam bidang komunikasi informasi yang terus mengalami perkembangan. 

Pendapat ini di kemukakan Muhammad Ngafifi dalam jurnal Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia daam Perspektif Sosial Budaya, bahwa salah satu janji teknologi ialah menghadirkan kemudahan.

Dari sini dapat kita lihat perkembangan teknologi khususnya bidang informasi dan komunikasi, jika dahulu dalam memberi kabar atau informasi masih melalui surat kabar, telepon seluler, kentongan, telik sandi, dan telegraf. 

Saat ini cukup dengan satu alat kecil bernama gadget atau smartphone kita bisa mengakses semua macam informasi bahkan rentang jarak jauh sekalipun, kecanggihan teknologi saat ini di dukung dengan adanya kecanggihan internet. 

Tidak mengherankan jika kita bisa mendapatkan berbagai macam informasi dari rentang jarak, ruang dan waktu yang berbeda dengan sangat mudah, akan tetapi sosial media juga membawa pengaruh baik positive atau negative yang semuanya tergantung bagaimana manusia itu mengelolanya.

Sosial media merupakan perkembangan dari teknologi, oleh karenanya kita harus mampu memanfaatkannya dengan baik, menggunakannya sebagai ladang kebaikan untuk diri kita sendiri dan orang lain. salah satu dampak negative dari sosial media yang marak akhir akhir yang sering kita dengar adalah adanya hoax, hoax merupakan kabar yang tidak benar. Jika di konsumsi terus menerus maka akan merugikan.

Salah satu prinsip dalam menggunakan sosial media adalah " kita yang mengendalikan sosial media bukan dikendalikan oleh sosial media" dengan begitu kita akan meminimalisir dampak negative dari adanya sosial media baik untuk diri kita sendiri dan juga orang lain.

Mengendalikan sosial media disini dalam konteks ketika kita menjadi konsumen dari suatu berita media atau kita saat menjadi pengunggah (distributor) suatu kabar berita disuatu media. Pertama, cara sederhana agar tidak terkena hoax adalah ketika menjadi konsumen dari suatu media yang kita baca, alangkah utamanya kita melihat dimana dan oleh siapa tulisan itu diunggah, pastikan akun yang mengunggah adalah akun resmi media yang menyertakan karakteristik 5W 1H, terdapat unsur waktu, tempat, dan bukti kejadian seperti foto, video, dll, dan sumber yang ia cantumkan.

Kedua, saat kita menjadi distributor dalam mengunggah suatu berita/tulisan kita harus menyadari bahwa kita memiliki dua tanggung jawab, pertama yaitu tanggung jawab atas tulisan kita sendiri yang kita tulis, dan kedua, tanggung jawab ketika tulisan kita dibaca oleh orang lain. 

Maka dari itu, dalam mengunggah sesuatu bersifat publik kita alangkah baiknya menuliskan sesuatu jelas sumbernya, yang tak lain adalah untuk meminimalisir dampak negatif bagi diri kita sendiri dan orang lain. Dalam untaian syair Syaikh Akram Az-Ziyadah yang indah mengingatkan.

***

Saat engkau telah tiada, apa yang Engkau tulis akan tetap ada dan abadi. Maka, janganlah pernah menulis kecuali yang membuatmu bangga saat itu ditunjukkan padamu di hari kiamat kelak.

Salah satu ibrah yang dapat kita ambil dari adanya komunikasi informasi adalah dari kisah Nabi Sulaiman dengan burung hud-hud. Burung Hud-hud adalah salah satu tangan kanan Nabi Sulaiman, ia hanya seekor hewan yang hidup diantara angin, jin, hewan, syetan dan manusia, tetapi Nabi Sulaiman memilih Hud-Hud sebagai tangan kanan nya dalam mendapatkan suatu informasi. Dalam surat An Naml ayat 20-28 :

22. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba[1] suatu berita penting yang diyakini.

Dapat kita ambil hikmah, bahwa seekor burung pada masa itu sebagai tangan kanan Nabi Sulaiman dalam mendapatkan suatu kabar. DR Nasaruddin Idris Jauhar salah satu dosen STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya menjelaskan, Al Quran menyebut berita yang dibawanya untuk Nabi Sulaiman dengan naba' yang artinya bukan sembarang berita. Naba' beda dengan Khabar . Khabar adalah berita biasa yang bisa benar dan bisa salah. 

Sedangkan Naba' adalah berita yang luar biasa dan selalu valid dan penting. Dan yang dibawanya pun bukan naba' biasa, tapi naba' yaqiin. Sebuah informasi dahsyat yang maha penting.

Andai Hud-Hud memiliki sosial media, kita tidak akan membaca darinya hal-hal yang remeh yang tak berguna bagi pembacanya, ia tak akan menulis untuk menghalau galau pribadinya, yang ditulis pastinya bernilai buat orang lain dan tidak provokatif. Ia juga tidak akan menyebar informasi dalam bentuk ujaran kebencian, sindiran, dan hinaan yang tak jelas kebenarannya.

Andai Hud-Hud memiliki sosial media, kita akan lihat bahwa dia berani mengambil resiko hanya untuk menyebar sesuatu yang benar. Ketika tidak melihat Hud-Hud diantara pasukannya, Sulaiman mengancam menyiksa dan menyembelihnya. Hud-Hud tahu itu, tapi ia berani menghadapi resiko itu karena ia benar.

Andai Hud-Hud punya sosial media, pasti beritanya menarik. Kepada Sulaiman ia membawa berita tentang seorang ratu yang punya singgasana megah tapi menyembah matahari. 

Banyak hal tentang negeri Saba' yang bisa Hud-Hud ceritakan kepada Sulaiman, tapi dia hanya membawa cerita tentang Ratu yanng berkuasa dan rakyatnya menyembah matahari. 

Karena dia tahu itu sangat menarik untuk dibagikannya kepada seorang Raja yang begitu berkuasa tapi tunduk kepada Allah. Tidak ada yang membuat seorang raja muslim yang kekuasaannya tertandingi sepanjang zaman terusik, kecuali berita yang dibawa ada penguasa lain yang menyembah selain Allah.

Andai Hud-Hud punya sosial media, dia tak akan memposting sesuatu tanpa tabayyun untuk terlebih dahulu memastikan kebenarannya. Sebelum membawa berita Saba' kepada Sulaiman.

Dia terlebih dahulu melakukan pengamatan menyeluruh atas negeri itu, walaupun sampai ia terlambat bergabung dengan pasukan Sulaiman yang ancaman hukumannya sangat berat. Semua itu dia lakukan hanya untuk memastikan bahwa yang dibawanya adalah berita valid yang bukan sekedar forward dan copas.

Andai Hud-Hud punya sosial media, kita akan lihat betapa dia bertanggung jawab atas semua postingannya. Andai kita benar-benar mau belajar dari Hud-Hud, kita akan tercerahkan bahwa berita yang kita share, jika itu benar, penting, dan manfaat, akan memuliakan diri kita sendiri. 

Hud- Hud hanya seekor burung ditengah kerajaan Sulaiman yang terdiri dari manusia, jin, syetan, hewan dan angin. Tapi karena berita dahsyat dan bermanfaat yang dibawanya, dia menjadi tangan kanan Sulaiman. Karena berita yang dibawanya pula, kelak atas izin Allah sebuah kerajaan penyembah matahari menganut tauhid dan menyembah Allah.

Sebaliknya, jika info yang kita sebar adalah penghinaan, maka itu akan menjadi jalan kehinaan bagi diri kita sendiri. Kita akan terhina oleh penghinaan kita kepada orang lain.

Maha besar Allah yang menitipkan pelajaran agung nan mulia ini kepada seekor burung. Agar kita sebagai manusia sadar betapa rendahnya kita jika gagal mengambil darinya ibrah dan pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun