Andai Hud-Hud punya sosial media, dia tak akan memposting sesuatu tanpa tabayyun untuk terlebih dahulu memastikan kebenarannya. Sebelum membawa berita Saba' kepada Sulaiman.
Dia terlebih dahulu melakukan pengamatan menyeluruh atas negeri itu, walaupun sampai ia terlambat bergabung dengan pasukan Sulaiman yang ancaman hukumannya sangat berat. Semua itu dia lakukan hanya untuk memastikan bahwa yang dibawanya adalah berita valid yang bukan sekedar forward dan copas.
Andai Hud-Hud punya sosial media, kita akan lihat betapa dia bertanggung jawab atas semua postingannya. Andai kita benar-benar mau belajar dari Hud-Hud, kita akan tercerahkan bahwa berita yang kita share, jika itu benar, penting, dan manfaat, akan memuliakan diri kita sendiri.Â
Hud- Hud hanya seekor burung ditengah kerajaan Sulaiman yang terdiri dari manusia, jin, syetan, hewan dan angin. Tapi karena berita dahsyat dan bermanfaat yang dibawanya, dia menjadi tangan kanan Sulaiman. Karena berita yang dibawanya pula, kelak atas izin Allah sebuah kerajaan penyembah matahari menganut tauhid dan menyembah Allah.
Sebaliknya, jika info yang kita sebar adalah penghinaan, maka itu akan menjadi jalan kehinaan bagi diri kita sendiri. Kita akan terhina oleh penghinaan kita kepada orang lain.
Maha besar Allah yang menitipkan pelajaran agung nan mulia ini kepada seekor burung. Agar kita sebagai manusia sadar betapa rendahnya kita jika gagal mengambil darinya ibrah dan pelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H