Mohon tunggu...
syifa amelia
syifa amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Seorang mahasiswi ilmu komunikasi FISIP universitas Muhammadiyah Jakarta angkatan 2023, lahir di Jakarta dengan hobi menonton film dan membaca buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membesarkan Generasi Stroberi Yang Kuat: Peran Orang Tua dan Pendidikan

26 Januari 2025   19:23 Diperbarui: 26 Januari 2025   19:33 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/677862181433640338/

Nama : Syifa Amelia

NPM: 23010400156

Prodi: Ilmu Komunikasi FISIP

Mata Kuliah: Psikologi Komunikasi

Dosen Pengampu: Ibu Isti Bulan Lageni, M.I.Kom

Istilah Strawberry Generation awal mulanya berasal dari Taiwan yang pertama kali digunakan pada tahun 1990-an untuk menggambarkan anak-anak generasi muda yang lahir setelah tahun 1980-an. Istilah Strawberry Generation sendiri terinspirasi dari buah stroberi yang buahnya terkenal dengan penampilan yang menarik, cantik, tetapi mudah rusak dan hancur ketika terkena tekanan. Analogi ini digunakan untuk merujuk pada generasi yang dianggap lebih sensitif, rentan terhadap tekanan, dan kurang tahan banting jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Jika dilihat dalam konteks budaya dan sosial, istilah strawberry Generation muncul di tengah perubahan besar dalam masyarakat di Taiwan, seperti modernisasi, globalisasi, dan peningkatannya taraf hidup. Faktanya generasi stroberi ini tumbuh di era yang lebih nyaman secara ekonomi dibandingkan orang tua mereka yang pada umumnya merasakan masa-masa sulit seperti penjajahan dan kemiskinan. Karena pada dasarnya generasi stroberi ini dianggap selalu hidup di zona nyaman, akibatnya generasi ini sering dianggap kurang mampu untuk menghadapi kesulitan atau memiliki mentalitas kerja keras seperti generasi sebelumnya. Generasi stroberi sendiri mendapatkan ciri-ciri seperti mereka lebih peka terhadap kritik, lebih sulit menghadapi tekanan di tempat kerja, serta memiliki ekspektasi tinggi terhadap kehidupan. Selain itu, karena generasi stroberi ini terlahir dan tumbuh ketika teknologi sudah mulai muncul dan di era serba digital, sehingga beberapa banyak yang ketergantungan dengan teknologi tetapi juga sering dianggap memiliki keterampilanj praktis yang dibutuhkan di zaman sekarang.

Peran Orang Tua dalam Membentuk Ketangguhan

Orang tua memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak-anak mereka. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah "overparenting" atau pola asuh yang terlalu melindungi. Menurut Dr. Tim Elmore, seorang pakar kepemimpinan generasi muda, "anak-anak yang tidak pernah dihadapkan pada kesulitan kecil tidak akan siap menghadapi tantangan besar di kemudian hari." Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan ruang bagi anak-anak mereka untuk belajar dari kesalahan. Contohnya, mengajarkan anak-anak untuk bertanggung jawab terhadap keputusan mereka sendiri adalah langkah penting. Alih-alih menyelesaikan semua masalah anak, orang tua sebaiknya berperan sebagai pendukung yang membantu mereka menemukan solusi. Pendekatan ini akan melatih anak-anak untuk berpikir kritis dan membangun kepercayaan diri.

Beberapa hal yang harus dilakukan orang tua untuk mempersiapkan generasi stroberi agar menjadi individu yang tangguh, yaitu:

  • Memberikan Kepercayaan: Berikan anak-anak kepercayaan untuk mencoba hal-hal baru dan membuat kesalahan. Dengan begitu, mereka akan belajar dari pengalaman dan menjadi lebih mandiri.
  • Mengajarkan Keterampilan Hidup: Ajarkan anak-anak keterampilan hidup yang penting, seperti mengelola emosi, memecahkan masalah, dan bekerja sama dengan orang lain.
  • Membatasi Penggunaan Gadget: Tetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan gadget dan pastikan anak-anak memiliki aktivitas lain yang lebih produktif.
  • Menjadi Role Model: Jadilah contoh yang baik bagi anak-anak dengan menunjukkan sikap yang positif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap orang lain.

Kontribusi Pendidikan dalam Membangun Individu yang Tangguh

Selain peran dan dukungan orang tua, tentunya sistem pendidikan juga punya peran penting dalam membangun sikap dan sifat individu yang tangguh. Sayangnya, pada pendidikan tradisional terlalu fokus pada hasil akademis daripada membangun karakter anak, padahal karakter anak adalah kunci bagaimana sang anak bisa memahami akademik mereka. Tentunya hal ini dapat membuat anak merasa bahwa nilai ujian adalah satu-satunya tolak ukur keberhasilan mereka. Dr. Carol Dweck profesor psikologi Stanford University mengemukakan konsep growth Mindset atau pola pikir yang bertumbuh. Dalam penelitian Carol Dweck "Siswa yang diajarkan untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar lebih cenderung memiliki ketahanan yang lebih tinggi dan kepribadian yang tangguh" Dengan ini, guru perlu mendorong anak siswa untuk melihat tantangan sebagai peluang untuk berkembang.

Seimbang Antara Harapan dan Dukungan

Pada dasarnya, generasi stroberi bukanlah generasi yang gagal, mereka hanya butuh cara yang berbeda untuk berkembang. Sebagai orang tua dan guru, perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter anak bukan hanya nilai akademis anak saja. Dalam buku Grit: The Power Of Passion and Perseverance menurut Angela Duckworth "Ketangguhan bukanlah sesuatu yang diwariskan, tetapi sesuatu yang dapat dikembangkan melalui pengalaman dan pembelajaran." Dengan maksud, anak-anak akan menjadi lebih kuat jika mereka didukung untuk menghadapi tantangan secara langsung sambil diberikan dukungan emosional yang cukup.

REFERENSI

Yayasan Al-Ma'soem Bandung. (2024). Peran Orang Tua dan Pendidikan dalam Mempersiapkan Generasi Strawberry yang Tangguh. https://almasoem.sch.id/peran-orang-tua-dan-pendidikan-dalam-mempersiapkan-generasi-strawberry-yang-tangguh/

Dweck, C. (2006). Mindset: The New Psychology of Success.

Duckworth, A. (2016). Grit: The Power of Passion and Perseverance.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun