Hal yang menarik dalam setiap upaya Dieter ketika meretas brankas adalah sesuatu yang berbeda. Ia tidak hanya bisa menemukan kode yang tepat untuk meretas namun bagaimana ia bisa masuk ke dalam cerita yang tersimpan dalam setiap brankas. Dieter seolah ditakdirkan untuk membuka The Rhengold, The Valkyne, The Siegfried, dan terakhir yang paling sulit The Gotterdammerung.
Dieter memandang brankas itu selayaknya ia akan mengetuk pintu hati seseorang. Tidak secara tiba-tiba namun melalui upaya pemahaman pada tiap masing-masing karakter brankas. Seperti yang dikatakan Gwen sebelumnya, bahwa yang membedakan Dieter dengan peretas brankas lainnya adalah hanya dirinya satu-satunya yang lebih 'mengenal' bagaimana brankas-brankas itu termasuk cerita dibaliknya. Seperti yang terkandung pada The Siegfried tentang upaya memahami rasa takut.
Tidak hanya itu, sisi humor juga turut diselipkan justru berasal dari karakter Dieter itu sendiri. Humor yang muncul terasa natural seperti ritual yang menjadi kebiasan Dieter sebelum meretas brankas. Seperti menyetel musik klasik dan seolah melakukan gerakan merapalkan mantra-mantra, dan mendengarkan dengan khidmat setiap gerak kunci-kunci yang bergerak dari dalam sana.
Menceritakan Masa Lalu
Seperti yang sudah diketakui bersama bahwa Army of Thieves ini merupakan prekuel film sebelumnya Army of The Dead yang menceritakan perampokan brankas The Gotterdammerung di kasino di tengah wabah zombi yang melanda Las Vegas. Film Army of Thieves berlatar enam tahun sebelum ia kembali direkrut kelompok pencuri lainnya.
Sebagai film yang menampilkan sosok Ludwig Dieter secara lebih mendalam, film ini cukup berhasil menaruh simpatik pada karakter Dieter. Memiliki jalan cerita yang lebih kuat dibanding film sebelumnya, namun pada film Army of Thieves konsep pencurian dirasa kurang berani dan menantang. Selain itu motif mengenai mengapa Gwen dan kawan-kawan harus melakukan pencurian ini terasa hanya menyentuh permukaan saja.
Setidaknya melalui film ini, kita mengerti satu hal mengenai konsep memahami. Bahwa tidak banyak dari kita yang benar-benar mampu memahami seseorang. Seringkali kita hanya mengenal tanpa menyadari apakah kita sudah cukup memahaminya. Film Army of Thieves, memberikan penyelesaian bahwa dalam upaya memahami kita hanya memerlukan sebuah kerelaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H